Selasa, 22 Juli 2014
Pw. St. Maria Magdalena
Mi 7:14-15,18-20; Mzm 85:2-4,5-6,7-8; Yoh 20:1-2,11-18
"Aku telah melihat Tuhan"
Hari ini kita memperingati St. Maria Magdalena. Pengalaman dikasihi oleh Yesus dengan kasih yang begitu besar membuat Maria Magdalena ingin selalu bersama dengan Yesus. Yesus telah membebaskannya dari tujuh roh jahat yang merasukinya sehingga dengan demikian ia disembuhkan dan dimurnikan (Luk 8:2). Maka, ketika Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa untuk memberitakan Injil, ia menjadi salah satu dari beberapa perempuan yang setia mengikuti dan melayani-Nya (Luk 8:1-3). Sepanjang jalan menuju golgota sampai ketika Yesus wafat di salib, Maria Magdalena juga terus mengikuti-Nya, kendati dari kejauhan (Mrk 15:40). Ia pun mengantar jenazah Yesus sampai ke makam, bahkan tidak mau meninggalkan-Nya sehingga ia tetap tinggal di situ duduk di depan makam (Mat 27:61). Namun, karena hukum Sabat mewajibkan orang harus tinggal di rumah dan tidak beraktivitas, maka Maria Magdalena pun pulang. Di rumah, hati dan pikirannya sama sekali tidak bisa terlepas dari Yesus sehingga setelah hari Sabat lewat - artinya hukum Sabat sudah tidak berlaku - pada pagi-pagi buta, ia segera pergi ke makam Yesus (Mrk 16:1-2; Yoh 20:1). Ia ingin segera bertemu dengan Tuhannya. Namun, makam kosong. Yesus tidak ada lagi di situ. Ia terus mencari, bertanya sambil menangis (Yoh 20:2.11.13.15), sampai akhirnya ia menemukan-Nya. Usaha dan pencariannya yang disertai dengan cucuran air mata tidak sia-sia. Ia berjumpa dengan Yesus yang bangkit sehingga dengan penuh sukacita ia berkata dan berwarta "Aku telah melihat Tuhan" (Yoh 20:18).
Demikianlah, orang yang sadar dan 'ngrumangsani' dikasihi oleh Tuhan, juga selalu mengasihi-Nya, selalu ingin bersama-Nya, selalu datang mencari-Nya. Dan kepada siapa pun yang mencari-Nya, Tuhan selalu berkenan menjumpai. Tidak seorangpun yang mencari Tuhan tidak bertemu dengan-Nya, kendati proses pencarian itu tidak selalu mudah. Ada kalanya harus disertai dengan cucuran air mata karena yang ditemui hanyalah kekosongan dan kehampaan (makam kosong). Seperti pengalaman doa kita. Kadang, kita merasa doa-doa kita kosong dan hampa. Kita seolah-olah tidak bertemu dengan Tuhan. Tuhan seolah-olah begitu jauh dan cuek, tidak peduli pada kita. Atau, sebenarnya Tuhan dekat dengan kita tetapi kita tidak mampu mengenali-Nya, seperti halnya juga dialami Maria Magdalena. Namun, seperti Maria Magdalena pula, kita jangan berhenti mencari Tuhan. Sebab beginilah firman Tuhan: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am 4:5). Maka St. Agustinus mengatakan, "Hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau”.
Sekarang, bagaimana kita mencari Tuhan? Pertama-tama kita harus dengan sungguh-sungguh mengarahkan hati dan jiwa kita kepada-Nya (Ul 4:29; 1Taw 22:19) dalam doa yang disertai kerendahan hati dan pertobatan (2Taw 7:14). Yang kedua adalah tekun dan setia merayakan Ekaristi sebab di situ Kristus sungguh hadir baik dalam sabda-Nya maupun dalam tubuh dan darah-Nya. Yang ketiga dengan mengasihi dan melayani sesama sebab dalam diri mereka kita melihat wajah Tuhan (bdk. Mat 25:40).
Doa: Tuhan, teguhkanlah kami untuk tidak pernah lelah dan berhenti mencari-Mu supaya kami hidup dari-Mu, bersama-Mu dan untuk-Mu. Amin. -agawpr-