| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Sabtu, 26 Juli 2014
Pw. St. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria

Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Hari ini kita memperingati St. Yoakim dan St. Anna, orangtua Bunda Maria. Kita tidak mempunyai catatan sedikit pun dalam Kitab Suci berkaitan dengan keduanya. Namun, kita bisa merenungkan hidup dan iman mereka berdasarkan kehidupan dan iman sang anak, yakni Bunda Maria. Sebab, "setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (Mat 7:17). Maria yang kita kenal sebagai perawan suci pilihan Allah adalah buah kasih antara Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Tentu, kesucian Maria ini, selain sebagai anugerah istimewa dari Tuhan, sedikit banyak juga diwarisi dari kedua orangtuanya. Salah satu keutamaan dan kesucian bunda Maria adalah sikapnya yang tidak reaktif tetapi reflektif dan kontemplatif. Maria selalu menyimpan segala perkara yang dialaminya dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19). Ketika menerima kabar gembira dari Malaikat, dia tidak langsung menerima atau menolak tetapi bertanya dulu sehingga malaikat menjelaskan baru ia mengambil keputusan untuk menerima (Luk 26-38). Ketika para gembala datang ke palungan tempat bayi Yesus dibaringkan dan memberitakan penglihatan mereka, Maria pun menyimkan semua cerita itu dalam hati dan merenungkannya (Luk 2:8-20). Setelah berjerih lelah mencari Yesus selama beberapa hari dan ketika menemukan-Nya di Kenisah justru mendapatkan jawaban dari Yesus yang tidak bisa dimengertinya, Maria juga meyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:41-52). Kalau dikaitkan dengan Injil hari ini, sikap Bunda Maria ini merupakan sikap orang yang bisa melihat dan mendengar dengan baik. Dan, hal itu, selain merupakan karunia istimewa dari Tuhan, kiranya juga merupakan warisan dari Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Marilah kita mohon berkat Tuhan dan doa restu mereka agar kita pun menjadi orang yang tidak mudah reaktif tetapi menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga semakin bijaksana dengan kemampuan melihat dan mendengarkan yang lebih baik.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar berkat doa restu St. Yoakim dan St. Anna, kami menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga kami semakin bijaksana dengan kemampuan untuk melihat dan mendengarkan yang lebih baik. Amin. -agawpr-

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy