Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
"Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."
Rabu, 02 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII
Am 5:14-15.21-24; Mzm 50:7.8-9.10-11.12-13.16bc-17; Mat 8:28-34
"Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."
Saya tidak tahu, berapa harga seekor babi dewasa. Silakan diperkirakan sendiri lalu dihitung kira-kira berapa kerugian yang harus ditanggung pemilik kawanan babi yang terjun ke dalam jurang dan masuk dalam danau lalu mati. Mateus memang tidak menyebut berapa jumlah kawanan babi tersebut tetapi hanya mengatakan "sejumlah besar". Sebagai gambaran, Markus menyebut "kira-kira 2000" (Mrk 5:13). Bagi Yesus, berapa pun harga kawanan babi tersebut dan dengan demikian juga kerugian yang harus ditanggung pemiliknya, tidak berarti apa-apa dan tidak sebanding dengan keselamatan 2 orang yang kerasukan setan dan disembuhkan-Nya. Keselamatan manusia, meskipun hanya satu atau dua, jauh lebih penting daripada sejumlah besar uang atau materi lainnya. Sayang, pesan ini tidak ditangkap dan diterima oleh penduduk di Gadara. Sepertinya, mereka malah marah lalu mendesak Yesus untuk pergi meninggalkan daerah mereka. Marilah, kita berani membuat skala prioritas dan berani mengorbankan atau kehilangan hal-hal tertentu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik, lebih benar, lebih penting dan lebih berguna. "Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai". Berbuat adil tidak selalu berarti sama rata sama rasa, tetapi memberikan sesuai porsi dan prioritas masing-masing. Menurut iman kita berlaku "salus animarum, suprema lex" (keselamatan jiwa-jiwa adalah hukum yang tertinggi, bdk. KHK no.1752). Itu berarti: kesehatan dan keselamatan kita lebih penting daripada makan enak dan bekerja terus-menerus dengan mengabaikan istirahat, rekreasi, refreshing; perhatian, kasih sayang dan kebahagiaan keluarga lebih penting daripada sekedar materi yang melimpah; keselamatan bangsa dan kesejahteraan rakyat jauh lebih penting daripada kekuasaan dan jabatan; bertahan dalam iman Katolik, jauh lebih penting daripada sekedar mendapatkan suami/istri dan kenaikan jabatan beserta gajinya. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menentukan skala prioritas dalam hidup kami serta berilah kami kerelaan untuk mengorbankan atau kehilangan hal-hal tertentu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik, lebih benar, lebih penting dan lebih berguna. Amin. -agawpr-
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati