"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

1 Raj 3:5.7-12; Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Rm 8:28-30; Mat 13:44-52

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Yesus mengajar dengan menggunakan banyak perumpamaan (Mat 13:34). Demikian pula, ketika mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia mengumpamakan Kerajaan Allah dengan realitas kehidupan kita sehari-hari. Kerajaan Allah itu mirip/hampir sama dengan harta yang terpendam, dengan mutiara, dan dengan pukat yang dilabuhkan ke laut. Melalui kemiripan ini, Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah itu tidak berada di atas dan jauh dari kita tetapi dekat dengan kita dan terwujud melalui berbagai macam tanda, termasuk sikap dan tindakan kita sehari-hari.

Meskipun Kerajaan Allah itu dekat dengan kita, namun seringkali tersebunyi sehingga tidak selalu kelihatan. Maka, kita harus mencarinya dan membuatnya kelihatan serta terwujud secara nyata. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!" (Mat 6:33). Mungkin kita lalu bertanya: bagaimana secara konkret kita bisa mencari Kerajaan Allah? Perumpamaan-perumpamaan dalam Injil hari ini membandingkan Kerajaan Allah dengan "harta" dan "mutiara". Dengan demikian, Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang sangat bernilai atau berharga dan dengan demikian begitu penting serta layak diperjuangkan, seperti halnya orang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang yang di dalamnya terdapat harta terpendam atau seperti pedagang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara yang dicari dan ditemukannya.

Dalam sebuah kerajaan, siapakah orang yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting? Tentu Sang Raja, bukan? Demikian pula dalam Kerajaan Allah. Tuhanlah yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting sehingga layak untuk kita perjuangkan, kita cari, kita temukan lalu kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya. Untuk mencari Tuhan dan mengabdi-Nya memang butuh pengorbanan. Namun, sebenarnya pengorbanan itu tidak berat. Sebab, kita hanya perlu mengorbankan waktu untuk bersama Tuhan dalam doa, Ekaristi, pertemuan umat (Mat 18:20), membaca dan merenungkan sabda-Nya. Tidak berat bukan? Karena kita semua mempunyainya dan dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, apa yang tidak berat itu seringkali sulit kita lakukan dengan berbagai macam alasan. Padahal, seperti yang dijanjikan Yesus, bahwa semua hal yang kita perlukan akan dianugerahkan kepada kita kalau kita dengan tekun dan setia mencari Tuhan (Mat 6:33).

Tuhan tidak kelihatan tetapi tersembunyi. Maka, tugas kita adalah membuat-Nya menjadi kelihatan, bukan malah membiarkannya tetap tersembunyi. Kita dipanggil untuk mencari, menemukan dan menjadikan-Nya kelihatan melalui kesaksian hidup beriman kita. Semoga melalui pemikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita sehari-hari, semakin banyak orang percaya bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh ada dan dekat dengan kita. Hanya dialah satu-satunya harta dan mutiara yang paling berharga, yang pantas kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya.

Doa: Selama hidupku, kucari wajah-Mu ya Tuhan. Sebab, “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Amin. (St. Agustinus)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy