Minggu, 06 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XIV
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.
Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dan perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)
Hari Minggu Biasa XIV
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.
Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dan perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)
"Lihat! rajamu datang kepadamu."
Beginilah firman Tuhan, “Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai Putri Sion, bersorak-sorailah, hai Putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya! Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim; Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan ia lenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 837
Ref. Tuhan rajaku, agunglah nama-Mu. Alam raya dan makhlukmu kagum memandang-Mu.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Ul: 1)
1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku. Aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang panjang sabar dan besar kasih setianya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:9.11-13)
"Jika oleh Roh, kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS. No. 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
"Aku lemah lembut dan rendah hati."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Injil hari Minggu ini diawali dengan rumusan doa Yahudi yang khas. Yesus memuji dan bersyukur kepada Allah sebab misteri Allah diwahyukan kepada orang bodoh dan sederhana, tetapi tersembunyi bagi orang pandai dan para pakar agama. Alasannya, orang bodoh dan orang sederhana adalah orang-orang yang paling terbuka kepada Yesus.
Yesus telah datang dunia dalam rupa manusia baiasa. Ia dibesarkan dalam keluarga Nazaret selama 30 tahun. Ia menjadi pekerja keras, rajin, penuh pengertian, penuh kasih dan suka membantu sesama. Maka, ketika tampil di depan umum, sikap-sikap dasar ini dibawa-Nya serta. Ia menjadi pelayan yang tak kenal lelah dan mengabdi dengan setia, lemah lembut dan rendah hati.
Yang paling merasakan kehadiran-Nya adalah orang-orang bodoh, orang-orang kecil dan orang-orang sederhana. Luar biasa bahwa mereka menjadi manusia yang berada di garis depan untuk menerima misteri Allah. Mereka adalah orang-orang yang boleh menerima kabar gembira, mengalami kebaikan, kasih dan kepedulian Allah, karena mereka datang kepada Yesus dengan hati dan bukan mengandalkan daya nalar semata. Memang inilah kekuatan orang kecil dalam penyebaran Kerajaan Allah. Mereka menjadi lahan Allah untuk menanamkan benih Kerajaan-Nya. Benih Kerajaan yang ditanam melalui orang-orang kecil ini bertumbuh dan berkembang menjadi pohon besar dan menghasilkan buah berlimpah.
Maka, dapat dipahami mengapa Yesus begitu bersyukur kepada Bapa-Nya sebab misteri agung Allah dinyatakan kepada orang kecil. Seandainya Yesus sebagai Putra Allah datang ke dunia, menjadi pemimpin yang pandai, raja dunia yang disembah oleh setiap insan, dan jutawan pembagi uang, tentu saja menjadi sangat lucu. Tetapi cara datang dan hadir sebagai orang kecil dan orang biasa, maka orang kecil dan sederhana dapat mendekati-Nya.
Kita sangat terhibur sebab kepada kita misteri Allah dinyatakan. Tetapi yang lebih penting kita perlu bertanya, mengapa kepada kita misteri ini dinyatakan? Apakah karena kita hebat? Apakah karena kita pandai? Apakah karena kita kaya? Kita harus berani menjawab dengan jujur dan rendah hati bahwa semua ini terjadi karena kita adalah orang kecil. Sebagai orang kecil kita merasa tidak mampu berjalan sendirian. Kita butuh penopang dan penopang itu ialah Allah yang membuat kita mendapat kekuatan ganda.
Dunia modern menuntut efisiensi, mental kerja, kelincahan berpikir dan kecepatan bertindak. Untuk itu diperlukan manusia kuat, tangan besi, hati keras, prestasi tinggi dan perencana besar. Benar! Tetapi bagaimana pun untuk membuat dunia menjadi baru, unsur hati, unsur jiwa berupa moral yang hidup, etika kerja, tanggung jawab terhadap Tuhan dan cinta kepada sesama harus tetap mendapat tempat yang layak.
Jiwa dan kesederhanaan hati manusia terlalu mahal untuk dapat dibeli dengan uang dan harta. Nah, unsur-unsur ini ada pada orang kecil dan itulah kekuatannya. (RUAH)
SURAT EDARAN
USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,
9 JULI 2014
Dibacakan/diterangkan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu-Minggu, 5 – 6 Juli 2014 di seluruh Gereja/Kapel di KAS
“Gunakan hak suara dengan cerdas dan bertanggungjawab”
USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,
9 JULI 2014
Dibacakan/diterangkan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu-Minggu, 5 – 6 Juli 2014 di seluruh Gereja/Kapel di KAS
“Gunakan hak suara dengan cerdas dan bertanggungjawab”
Segenap umat Katolik, para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini sudah sampai di dalam agenda kampanye yang belangsung sejak 4 Juni – 5 Juli 2014. Agenda selanjutnya adalah masa tenang pada tanggal 6-8 Juli dan akhirnya pelaksanaan pemilu pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Kita bersyukur sejak dari masa Pemilu Legislatif sampai saat ini suasana bangsa berada dalam kondisi aman dan terkendali. Semoga sampai akhir agenda ini kita semua tetap bisa mengedepankan kecintaan terhadap keamanan dan kedamaian bersama, menjadi modal awal dalam pemerintahan baru yang akan berjalan selanjutnya.
Tanpa melupakan dan tetap menghargai segala yang baik dan telah berjalan sampai saat ini, saya mengingatkan bahwa tugas berat bangsa ini, termasuk di dalamnya umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang belum selesai. Kewajiban untuk tetap mengawal tahapan- tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai akhir dengan tanpa dinodai tindakan-tindakan yang akan merusak terwujudnya bangunan indah demokrasi yang sedang kita cita-citakan dan perlu diperjuangkan. Melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini kita berharap akan ditemukan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa, yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama anggota bangsa dan bukan hanya untuk golongan tertentu, menghidupkan semangat solidaritas dan subsidiaritas serta keberpihakan bagi mereka yang kurang beruntung sebagaimana didesakkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Kita juga berharap mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang gigih memelihara dan mengamalkan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain, kita sedang mencari calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas moral dan rekam jejak kehidupan serta perilaku etis dalam berpolitik yang baik, sebagaimana telah dipesankan dalam Surat Gembala KWI yang disampaikan pada tanggal 26 Mei 2014 yang lalu.
Ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi dalam tahapan ini adalah:
Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang menjadi sesuatu yang mendesak dan penting. Kebaikan negeri ini tidak cukup hanya dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang hanya mau “urun angan”, melainkan bersama seluruh elemen bangsa ini dibutuhkan orang-orang yang siap “turun tangan” memperjuangkan kebenaran, meluruskan yang berbelok-belok dan meratakan yang berlubang-lubang. “Urun angan” tanpa dilengkapi “turun tangan” dalam mengupayakan cita- cita kebaikan tetap hanya akan berhenti pada angan-angan. Umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang perlu meluruskan kembali proses demokrasi yang telah cenderung berbelok ke jalan yang salah, perlu dibersihkan kembali proses demokrasi yang telah ternoda ini. Berhati-hatilah dengan kecurangan-kecurangan yang telah terjadi selama ini. Jangan menggadaikan hak suara dan hak demokrasi Anda dengan uang atau barang, termasuk dalam masa tenang. Saya berharap, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tidak digoyahkan dengan aktivitas “serangan fajar” pada hari pemilihan presiden dan wakil presiden.
Para Imam, Bruder, Suster, Frater perlu mendampingi umat dan generasi muda agar tetap dalam hati nurani yang jernih dan tidak terpengaruh dengan hal-hal tercela seperti telah disebut di atas. Para orang tua agar mendampingi anak-anaknya yang sudah mempunyai hak pilih untuk tetap semangat menjadi warga negara yang baik dan siap berjuang bagi bangsa dan negara dengan menggunakan hak pilih pada tanggal pemilihan umum 9 Juli 2014 dengan menggunakan kecerdasan suara hati secara bertanggungjawab. Menggunakan hak suara dengan kecerdasan suara hati dan bertanggung-jawab berarti suatu upaya konkret tanggungjawab umat Katolik terlibat dalam menyelamatkan negeri ini dari kesesatan etika dan moral perilaku politis yang akan menjerumuskan negeri ini dalam kehancuran. Mari kita gemakan, dan jangan hanya berdiam diri terhadap upaya penyesatan ini. Kita temani Penyelenggara Pemilu agar bersemangat dan dapat bekerja dengan jujur dan baik. Kita dampingi para saksi di setiap TPS dan tingkatan-tingkatan di atasnya, agar tidak muncul kecurangan-kecurangan.
Akhirnya, saya mengajak anda semua untuk serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Rama Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja serta keutamaan yang diwartakannya. Menjadi 100% Katolik dan 100% patriot Indonesia adalah suatu tindakan nyata yang harus “didagingkan” sehingga kesaksian iman di tengah kesuraman demokrasi yang sekarang ini sedang kita alami, hadirlah terang di tengah kegelapan. Kita pilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, memilih pemimpin yang sudah teruji setia melayani dan memilih pemimpin yang memempunyai habitus kepemimpinan yang lugas – bukan dengan slogan. Bersama Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa, kita berdoa dan mohon dukungan doanya agar lahirlah Idonesia baru, Indonesia yang hebat dan bermartabat.
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini sudah sampai di dalam agenda kampanye yang belangsung sejak 4 Juni – 5 Juli 2014. Agenda selanjutnya adalah masa tenang pada tanggal 6-8 Juli dan akhirnya pelaksanaan pemilu pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Kita bersyukur sejak dari masa Pemilu Legislatif sampai saat ini suasana bangsa berada dalam kondisi aman dan terkendali. Semoga sampai akhir agenda ini kita semua tetap bisa mengedepankan kecintaan terhadap keamanan dan kedamaian bersama, menjadi modal awal dalam pemerintahan baru yang akan berjalan selanjutnya.
Tanpa melupakan dan tetap menghargai segala yang baik dan telah berjalan sampai saat ini, saya mengingatkan bahwa tugas berat bangsa ini, termasuk di dalamnya umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang belum selesai. Kewajiban untuk tetap mengawal tahapan- tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai akhir dengan tanpa dinodai tindakan-tindakan yang akan merusak terwujudnya bangunan indah demokrasi yang sedang kita cita-citakan dan perlu diperjuangkan. Melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini kita berharap akan ditemukan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa, yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama anggota bangsa dan bukan hanya untuk golongan tertentu, menghidupkan semangat solidaritas dan subsidiaritas serta keberpihakan bagi mereka yang kurang beruntung sebagaimana didesakkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Kita juga berharap mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang gigih memelihara dan mengamalkan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain, kita sedang mencari calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas moral dan rekam jejak kehidupan serta perilaku etis dalam berpolitik yang baik, sebagaimana telah dipesankan dalam Surat Gembala KWI yang disampaikan pada tanggal 26 Mei 2014 yang lalu.
Ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi dalam tahapan ini adalah:
Segenap umat Katolik, Para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,
1. Adanya ulah pihak-pihak tertentu yang dengan tujuan meraih kemenangan telah melakukan tindakan yang merusak proses demokrasi dengan melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji dan menghalalkan segala cara.
2. Begitu banyak perkataan-perkataan “kotor” dan tindakan-tindakan
tidak etis tanpa sungkan selama masa kampanye yang telah diumbar oleh orang-orang yang menyebut diri sebagai tokoh politik dan tokoh publik di depan umum, baik melalui media televisi, surat kabar, maupun jejaring media sosial lainnya. Pernyataan-pernyataan politis tidak terpuji yang dikemukakan bagi masyarakat umum telah disampaikan dengan vulgar sambil membolak-balikkan logika nalar dan pola menghalalkan segala cara telah dilakukan oleh oknum- oknum tertentu dengan sengaja.
3. Beberapa pemilik media massa telah melakukan pembiaran
tampilnya figur-figur yang tidak menampilkan ketokohan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi melainkan justru pembodohan masyarakat dan generasi muda. Pemberitaan-pemberitaan tidak berimbang dengan pembiaran caci-maki dan sumpah serapah bernilai budaya rendah telah ditampilkan tanpa seleksi apapun.
4. Gerakan money politics dengan bagi-bagi barang dan uang yang dilakukan dengan terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi telah mengancam idealisme upaya pemilu yang demokratis yang sedang kita perjuangkan. Kekuasaan uang dan barang telah dipakai oleh pihak-pihak tertentu hingga merendahkan dan menginjak-injak martabat manusia yang sedang berupaya menjadi pemilih cerdas dan bermartabat.
5. Kita juga dikagetkan dengan perselisihan para petinggi TNI yang diistilahkan perang bintang serta terpecahnya para elit/pemimpin negeri ini, sehingga menghenyakkan hati dan perasaan seluruh masyarakat Indonesia. Ada apa dengan ini semua?
Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang menjadi sesuatu yang mendesak dan penting. Kebaikan negeri ini tidak cukup hanya dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang hanya mau “urun angan”, melainkan bersama seluruh elemen bangsa ini dibutuhkan orang-orang yang siap “turun tangan” memperjuangkan kebenaran, meluruskan yang berbelok-belok dan meratakan yang berlubang-lubang. “Urun angan” tanpa dilengkapi “turun tangan” dalam mengupayakan cita- cita kebaikan tetap hanya akan berhenti pada angan-angan. Umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang perlu meluruskan kembali proses demokrasi yang telah cenderung berbelok ke jalan yang salah, perlu dibersihkan kembali proses demokrasi yang telah ternoda ini. Berhati-hatilah dengan kecurangan-kecurangan yang telah terjadi selama ini. Jangan menggadaikan hak suara dan hak demokrasi Anda dengan uang atau barang, termasuk dalam masa tenang. Saya berharap, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tidak digoyahkan dengan aktivitas “serangan fajar” pada hari pemilihan presiden dan wakil presiden.
Para Imam, Bruder, Suster, Frater perlu mendampingi umat dan generasi muda agar tetap dalam hati nurani yang jernih dan tidak terpengaruh dengan hal-hal tercela seperti telah disebut di atas. Para orang tua agar mendampingi anak-anaknya yang sudah mempunyai hak pilih untuk tetap semangat menjadi warga negara yang baik dan siap berjuang bagi bangsa dan negara dengan menggunakan hak pilih pada tanggal pemilihan umum 9 Juli 2014 dengan menggunakan kecerdasan suara hati secara bertanggungjawab. Menggunakan hak suara dengan kecerdasan suara hati dan bertanggung-jawab berarti suatu upaya konkret tanggungjawab umat Katolik terlibat dalam menyelamatkan negeri ini dari kesesatan etika dan moral perilaku politis yang akan menjerumuskan negeri ini dalam kehancuran. Mari kita gemakan, dan jangan hanya berdiam diri terhadap upaya penyesatan ini. Kita temani Penyelenggara Pemilu agar bersemangat dan dapat bekerja dengan jujur dan baik. Kita dampingi para saksi di setiap TPS dan tingkatan-tingkatan di atasnya, agar tidak muncul kecurangan-kecurangan.
Akhirnya, saya mengajak anda semua untuk serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Rama Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja serta keutamaan yang diwartakannya. Menjadi 100% Katolik dan 100% patriot Indonesia adalah suatu tindakan nyata yang harus “didagingkan” sehingga kesaksian iman di tengah kesuraman demokrasi yang sekarang ini sedang kita alami, hadirlah terang di tengah kegelapan. Kita pilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, memilih pemimpin yang sudah teruji setia melayani dan memilih pemimpin yang memempunyai habitus kepemimpinan yang lugas – bukan dengan slogan. Bersama Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa, kita berdoa dan mohon dukungan doanya agar lahirlah Idonesia baru, Indonesia yang hebat dan bermartabat.
Semarang, 1 Juli 2014
Salam, doa dan Berkah Dalem
ttd
† Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Salam, doa dan Berkah Dalem
ttd
† Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang