Hari Biasa Pekan XIV
Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat 9:18-26
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Kita semua ingin selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah jelas apa yang harus kita lalukan, yakni beriman. Sebab, Yesus telah berulangkali menegaskan bahwa iman kitalah yang menyelamatkan. Iman yang dimaksud di sini tentu saja iman kepada-Nya. Maka, untuk keselamatan kita selalu ada 2 gerak sekaligus. Yang pertama adalah gerak turun dan mendekati kita dari Allah yang sudah dimulai sejak Perjanjian Lama dan mencapai puncak serta kepenuhannya dalam diri Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ibrani, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada." (Ibr 1:1-2). Yang kedua adalah gerak mendekati diri kepada Tuhan dari pihak kita. Gerak kita diawali dari keyakinan iman di dalam hati yang mungkin didahului dengan pewartaan yang meyakinkan dan menyentuh kita. Kemudian, dengan hati yang penuh keyakinan itu, kita maju mendekati dan menjamah-Nya seperti yang dilakukan oleh wanita yang menderita pendarahan. Maka, agar kita sungguh-sungguh dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, marilah kita dengan mantap selalu datang kepada Tuhan dan menjamah-Nya dalam doa-doa kita, terutama Ekaristi. Ekaristi merupakan sarana paling utama bagi kita untuk menjamah Tuhan secara nyata sehingga melalui Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan penuh penghayatan, mengalirlah rahmat keselamatan bagi kita.
Doa: Tuhan semoga aku dengan penuh iman selalu tekun dan setia bergerak mendekati-Mu dan manjamah-Mu sehingga mengalirlah kepadaku rahmat keselamatan dari-Mu. Amin. -agawpr-