Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kamis, 07 Agustus 201
Hari Biasa Pekan XVIII
Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 16:13-23.
Jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Simon Petrus adalah murid Yesus yang vokal dan spontan. Tanpa ragu-ragu, Ia menebak dengan tepat, siapakah Yesus. "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Saya katakan menebak, karena Petrus belum mengerti sepenuhnya, apa artinya Yesus sebagai Mesias. Maka, Yesus pun menjawab kalau apa yang dikatakan Petrus itu bukan berasal dari dirinya sendiri tetapi Allah Bapa di surga yang menyatakannya (Mat 16:17). Dan selanjutnya, terbukti kan kalau Petrus memang salah mengerti makna ke-Mesias-an Yesus. Ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah Mesias yang harus menderita, lalu dibunuh dan dibangkitkan demi keselamatan manusia, Petrus tidak bisa mengerti (Mat 16:21-22). Lagi-lagi sikap vokal dan spontannya muncul. Ia sok tahu dan menegor Yesus. Maka, ia pun balik dimarahi dan ditegor secara keras oleh Yesus (Luk 16:23). Petrus masih harus belajar banyak untuk mendengarkan Dia supaya mempunyai pemahaman yang benar dan mendalam tentang Dia, bukan sekedar pemikiran spontan saja, kendati ada benarnya. Itulah makanya, enam hari kemudian (Mat 17:1), ketika Petrus besama Yohanes dan Yakobus, menyaksikan Yesus yang dimuliakan, Allah Bapa berkata dengan tegas, "dengarkanlah Dia!". Mendengarkan itu amat penting supaya memiliki pemahaman yang baik dan benar. Maka, marilah kita terus-menerus belajar mendengarkan Tuhan dan sesama, supaya kata-kata pewartaan dan kesaksian kita benar, berisi dan berdaya guna, bukan sekedar omong kosond atau malah menjadi batu sandungan.
Doa: Tuhan, berilah kami kebijaksanaan dan kemampuan untuk mendengarkan dan berkata-kata dengan baik agar jangan sampai kami hanya mengumbar omong kosong datau kata-kata kami menjadi batu sandungan bagi orang lain. Amin. -agawpr-
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati