Minggu, 24 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXI
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20.
"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga."
Selama musim panas ini, saya tinggal di sebuah paroki di Moncalieri, Keuspunan Agung Torino. Saya tinggal sendirian di Pastoran. Tidak ada seorangpun teman atau karyawan. Sebelum pergi, Pastor Paroki menyerahkan 5 kunci, yakni kunci kamar, salah satu pintu pastoran, pintu gerbang, pintu gereja dan pintu sakristi. Masih banyak pintu-pintu lain tetapi saya tidak mempunyai kuncinya, termasuk kunci sekretariat. Suatu saat, saya ingin ngeprint di sekretariat dan karena saya melihat pintunya sedikit terbuka, maka saya masuk. Namun, baru 2-3 langkah, tiba-tiba sirine keamanan berbunyi dengan sangat keras. Saya bingung karena tidak tahu cara mematikan sirine itu. Padahal kalau tidak segera dimatikan, akan segera datang polisi atau petugas pemadam kebakaran, karena sirine itu merupakan tanda bahaya, misalnya kebakaran atau ada pencuri masuk. Untung, saya bisa segera telpon pastor paroki. Saya diberi tahu bahwa saya harus segera keluar dan menutup pintu tersebut. Artinya, saya tidak bisa masuk ke dalam sekretariat itu sama sekali, karena saya tidak mempunyai kunci yang aman untuk membuka pintu tanpa sirine berbunyi.
Nah, begitulah kunci yang tidak hanya amat penting untuk membuka dan menutup pintu sehingga orang bisa masuk dan keluar dengan aman, tetapi juga menunjukkan bahwa memegang kunci berarti memegang kekuasaan atas ruangan tertentu. Maka, kalau Petrus diserahi kunci Kerajaan Sorga oleh Yesus, itu berarti ia diberi kuasa atas Kerajaan Sorga, yakni untuk memasuki, memimpin dan mengaturnya. Nah, karena "Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia" (Lumen Gentium no.5), maka itu berarti Petrus diserahi kuasa oleh Yesus untuk mengatur dan memimpin Gereja yang didirikan oleh-Nya. Sampai sekarang dan untuk selama-lamanya, kuasa itu ada pada para penerus St. Petrus, yakni para Paus, sebab Yesus sendiri menjamin bahwa Gereja tidak akan dikuasai alam maut sampai selama-lamanya (Mat 16:18). Oleh karena itu, para Paus mempunyai kuasa mengajar Gereja, baik sendiri maupun bersama kolegialitas para uskup. Dan, ajaran para Paus tersebut meliputi ajaran iman, ajaran moral dan ajaran sosial, yang kesemuanya didasarkan pada Kitab Suci dan Tradisi Gereja. Semua ajaran tersebut merupakan sarana bagi kita untuk memasuki kerajaan surga yang definitif nantinya. Dengan demikian, Gereja merupakan tanda dan sarana keselamatan bagi kita (bdk. LG 1, KGK 775), karena melalui ajaran-ajarannya di bidang iman, moral dan sosial, Gereja menyediakan kunci kepada kita untuk memasuki Kerajaan Sorga. Maka, kalau kita dengan setia memegang ajaran-ajaran Gereja tersebut, kita pun memiliki akses untuk memasuki Kerajaan Sorga. Sebab, ajaran-ajaran Gereja tersebut, dipercayakan Kristus kepada Gereja melalui para rasul dan oleh para penggantinya disampaikan kepada kita, demi keselamatan kita.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu memegang teguh ajaran-ajaran Gereja-Mu, karena di situlah Engkau memberikan kepada kami kunci keselamatan, yakni kunci untuk memasuki Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-