| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
          
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
   
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
  
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever. 
     
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pagi 
 
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
 
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
  
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
    

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)

1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
      

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
  
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
  
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
 Berlaku adil berarti memberikan dan menghormati hak orang lain. Setiap orang harus mendapatkan apa yang menjadi haknya bila ia telah melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban selalu berkaitan, bagai dua siri dari satu mata uang yang sama. Orang jatuh dalam ketidakadilan bila ia tidak memberikan apa yang menjadi hak orang yang telah menjalankan kewajibannya. 
  
 Kerap kali, orang sangat peka terhadap haknya, tapi mati rasa terhadap kewajibannya. Maunya sih semua teratur, aman, sejahtera, tapi apabila diminta terlibat, malah menghindar. Banyak bicara tapi tidak pernah berbuat sesuatu, banyak wacana tetapi tak ada satu pun terlaksana. Berulangkali dalam suatu rapat, orang yang sama selalu ngotot minta pertanggungjawaban uang sumbangan untuk suatu kegiatan dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Minta pertanggungjawaban tentu saja wajar. Tapi ketika daftar sumbangan dilacak, ternyata “si banyak cakap” ini tak mengulurkan tangan se sen pun. Inilah model manusia: “NATO”, artinya No Action Talk Only. 
   
 Manusia seperti ini kerap dijumpai Yesus di dalam karya kerasulan-Nya. Ketika kaum Farisi datang untuk bersoal jawab dengan Yesus, pertanyaan mereka tampak tulus tapi sebetulnya busuk. “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, menngajarkan jalan Allah, tidak mencari muka, katakan kepada kami, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Sungguh benar, manis di mulut, busuk di hati. Pertanyaan mereka sebetulnya bukan untuk mendapat pencerahan tapi untuk menjerat. 
  
 Jawaban Yesus menohok tepat di ulu hati mereka, “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan pada Allah.” Mendengar jawaban ini mereka bungkam dan mundur teratur.   

 Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seorang warga negara sejati patut bertanya: Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bukan apa yang negara berikan kepadaku? Warga negara sejati lebih suka memberi daripada diberi. Warga negarasejati lebih suka berbuat daripada bicara. Lebih suka memperjuangkan kebenaran daripada memelihara kepalsuan. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai warga negara sejati menuju Indonesia Baru? Dirgahayu Republik Indonesia! (CAFE ROHANI)

Catatan:   Sebagai warganegara yang baik, apabila di kantor/sekolahnya mengadakan upacara HUT Proklamasi Indonesia, ikutilah upacara tersebut, atau menyaksikan upacara detik-detik Proklamasi di televisi dengan sebaik-baiknya. Selain itu, yang perlu dicatat dan jangan dilupakan, sebagai orang Katolik, sebagai warga gereja juga wajib untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Waktu dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedua acara tersebut dapat diikuti sebaik-baiknya.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy