Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
Hari Doa Sedunia untuk Perdamaian di Irak
Sabda menjadi manusia, untuk menjadi contoh kekudusan bagi kita: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku" (Mat 11:29). "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Dan di atas gunung transfigurasi, Bapa memerintah: "Dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7) Bdk. Ul 6:4-5.. Yesus adalah gambaran inti dari sabda bahagia dan norma hukum yang baru: "Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Kasih ini menuntut penyerahan diri sendiri, dengan mengikutinya Bdk. Mrk 9:34. (Katekismus Gereja Katolik, 459)
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)
Dalam awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa: Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well pleased. Listen to him.
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
Pengantar
Pada hari ini dikenangkan dan dirayakan peristiwa agung di Gunung Tabor, ketika Tuhan Yesus berubah rupa menjadi sangat mulia dan menyinarkan cahaya. Peristiwa itu menggambarkan kenaikan-Nya ke surga serta kemuliaan-Nya sebagai Allah. Bagi para rasul kejadian ini meneguhkan iman mereka agar tidak goncang bila nanti melihat Yesus menderita sengsara dan wafat di salib. Sebab justru melalui saliblah Yesus menjadi Juruselamat dunia. Kemuliaan yang ditunjukkan-Nya di atas gunung itu bukan hanya menjadi antisipasi untuk kebangkitan-Nya sendiri, melainkan memaklumkan juga kemuliaan yang kelak disediakan bagi seluruh umat beriman. Pada hari ini juga dilaksanakan Hari Doa Sedunia untuk Irak. Inisiatif kali ini disponsori oleh Patriark Chaldean dari Baghdad, Louis Raphael Sako, yang bekerjasama dengan Bantuan bagi Gereja yang Membutuhkan / Aid to the Church in Need (ACN). Dalam kesempatan tersebut, Patriark telah mengirim pesan kepada masyarakat internasional melalui AsiaNews, di mana ia menjelaskan bahwa solusi atas masalah bukan berakhir hanya dengan "mendapatkan Visa" untuk pergi ke negara-negara asing, tetapi untuk "penyelesaian politik yang akan memungkinkan kami untuk tetap tinggal di negara yang kami cintai ini, hidup di dalam keamanan, kesetaraan dan martabat semua." Mari kita turut berdoa bersama bagi Irak. Semoga penyelesaian atas masalah tercapai seperti harapan kita semua.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Penampakan Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami, yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Seorang romo pernah bercerita bahwa ia merasa heran karena di tengah kerumunan banyak orang, ada yang masih mengenalinya. Pada suatu kesempatan ia bertanya orang yang menyapanya tentang bagaimana ia mengenal dirinya. Orang itu mengatakan bahwa ia adalah aktivis Gereja, maka ia mengenal sosok para romo.
Menurut aktivis Gereja ini, ada yang istimewa dari para romo sebagai orang yang diurapi. Misalnya, penampilannya, cara membawakan dirinya, cara berbicara dan dari wajahnya terpancar sinar kekudusan. Mungkin hal ini kurang mereka sadari, namun dari kacamata orang awam ada sesuatu yang berbeda dari hidup para romo.
Hari ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Kita diajak untuk mengarahkan pandangan kepada Yesus yang dinyatakan oleh Bapa sebagai Putra-Nya yang terkasih. Peristiwa di atas gunung yang dialami oleh para murid merupakan kesaksian yang meneguhkan iman akan Yesus sebagai Putra Allah. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi sangsi dan ragu-ragu bahwa Yesus yang kita imani adalah sungguh-sungguh Putra Allah. Pernyataan Allah Bapa yang berbunyi, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (Mat 17:5) sangatlah penting untuk dijadikan dasar yang kokoh bagi kita untuk mengimani Yesus, sebagai Putra Bapa. Bapa sendiri berkenan kepada Yesus Putra-Nya, maka pastilah kita juga berkenan akan Yesus dan tidak perlu membuat kita bimbang.
Hidup bersama Yesus, Putra Allah menjadi saat yang indah dan nyaman. Pengalaman Petrus berkata demikian. Ia mewakili kedua temannya yang merasa bahagia dan nyaman saat berada bersama dengan Yesus di puncak gunung. (Pengalaman) itu menjadi inspirasi yang meneguhkan bahwa berada dan bersama dengan Yesus pasti akan mendatangkan kebahagiaan dan kenyamanan. Karena itu, ketika harapan dan kerinduan kita sebagai orang beriman ingin hidup bahagia dan nyaman, maka yang harus diperjuangkan adalah dekat dan bersama dengan Yesus dalam setiap langkah kehidupan kita.
Untuk dapat hidup dekat dan berada bersama Yesus, kita mesti mempunyai waktu untuk mendengarkan Dia. Tanpa mendengarkan Yesus, kita tidak akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita. (CAFE ROHANI)