"Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Minggu, 03 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XVIII

Yes 55:1-3; Mzm 145:8-9.15-16.17-18; Rm 8:35.37-39; Mat 14:13-21

"Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Perikup Injil ini seringkali diberi judul "Mukjizat Penggandaan Roti". Memang, kendati tidak kata "menggandakan" yang menunjuk pada tindakan Yesus, namun faktanya Ia membuat 5 roti dan 2 ikan cukup untuk memberi makan 5000 orang lebih, bahkan sisa. Ketika banyak orang kelaparan, para murid mengusulkan 2 solusi: menyuruh mereka PERGI supaya MEMBELI roti. Yesus tidak menerima usul mereka. Ia tidak menyuruh mereka pergi, pun tidak meminta mereka membeli roti. Ia memberi perintah tegas kepada para murid: "Kamu harus memberi mereka makan!" Para murid berbicara mengenai MEMBELI, sementara Yesus bicara soal MEMBERI. Bagaimana caranya? Para murid yang mempunyai hanya sedikit makanan, hanya 5 roti dan 2 ikan, diminta oleh Yesus agar mereka rela menyerahkannya kepada-Nya. "Bawalah kemari", kata-Nya. Maka, Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan tersebut lalu mengucapkan DOA BERKAT dan MEMBAGI-BAGIKANNYA kepada para murid dan para murid MEMBAGI-BAGIKANNYA kepada orang banyak. Nah, saya rasa di sinilah kuncinya: Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti dengan 3 langkah. Pertama, meminta kesediaan para murid untuk menyerahkan kepada-Nya 5 roti dan 2 ikan yang mereka miliki; kedua, Ia memberkati ke-5 roti dan ke-2 ikan tersebut; dan ketiga lalu membagi-bagikannya kepada para murid untuk diteruskan kepada orang banyak yang berkumpul.

Apa yang dilakukan Yesus ini, selalu kita ulang setiap kali kita merayakan Ekaristi. Dalam Doa Syukur Agung, khususnya pada bagian kosekrasi atas roti, kita melakukan persis yang dibuat Yesus sebagai kenangan akan Dia. Kemudian, dalam komuni, roti ekaristi itu pun dibagikan kepada kita. Bagi kita, roti itu bukan sekedar memenuhi rasa lapar kita akan Tuhan tetapi juga memberi kekuatan kepada kita untuk menjadikan kita sendiri sebagai "roti yang dibagi-bagikan". Artinya, setelah kita menerima roti ekaristi, yakni Tubuh Kristus sendiri, yang dibagikan kepada kita, kita pun juga harus berbagi. Membagikan sedikit yang kita miliki, seperti halnya yang dilakukan para murid, supaya Tuhan memberkatinya dan menjadikannya berlipat ganda sehingga bisa mencukupi kebutuhan kita bersama orang lain.

Berkaitan dengan berbagi ini, saya mempunyai pengalaman menarik bersama teman-teman Yayasan Anak-Anak Terang Indonesia, yang tahun ini genap berusia 12 tahun dan resmi menjadi Yayasan. Tahun 2011 lalu, saya mulai bergabung tetapi belum sebagai donatur, baru sebagai pendamping/pembimbing rohani. Baru mulai tahun 2014 kemarin, saya tergerak untuk juga ikut serta menjadi donatur. Kakak saya sempat heran, "Adekku kuwi duwe duwit seka ngendi, wong studi". Memang! Tahun 2013/2014 saya mempunyai 45 anak asuh dengan total beaya Rp 14.640.000,00 untuk setengah semester. Apa yang saya lakukan hanyalah mengetuk hati saudara/saudari saya yang setiap hari menerima BBM renungan harian. Ternyata cukup banyak dari saudara/saudari saya itu yang sangat antusias untuk bergabung dan berbagi. Ada yang per bulan memberikan 30.000, 50.000, 75.000, 100.000, sampai 300.000. Akibatnya, terkumpul dana Rp 20.913.901,00 sehingga ada sisa Rp 6.273.901,00. Benar-benar seperti mukjizat penggandaan roti seperti kisah dalam Injil hari ini. Selain itu, beberapa saudara/saudari saya lainnya juga tergerak untk memberikan donari langsung ke AAT. Artinya, mereka melakukan registrasi langsung sebagai donatur dan secara langsung pula memilih anak asuh. Bahkan, di luar yang rutin tersebut, masih ada beberapa yang secara tidak rutin juga memberikan donasinya untuk disalurkan bagi anak-anak mahasiswa. Tahun Ajaran 2014/2015 ini, saya pun melanjutkan gerakan berbagi sekaligus dengan menambah jumlah anak menjadi 50 anak asuh. Puji Tuhan, saudara/saudari yang tahun lalu sudah berbagi, tahun ini bersedia melanjutkan dan masih ditambah beberapa saudara/saudari lain. Hari ini, masih 528 anak yang belum mendapatkan donatur untuk Tahun Ajaran 2014/2015 ini. Namun, saya percaya bahwa saat ini juga Tuhan Yesus sedang mengerjakan mukjizat "penggandaan roti" melalui kesediaan kita untuk mempersembahkan kepada-Nya dan membagikan kepada sesama dari sedikit yang kita miliki.

Doa: Tuhan, Engkau bersabda, "Kamu harus memberi mereka makan!" Bukalah hati kami supaya kami pun tergerak oleh belas kasihan seperti Engkau, kemudian dengan penuh sukacita kami rela mempersembahkan kepada-Mu dan membagikan kepada sesama dari sedikit yang kami miliki. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy