| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Selasa, 26 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).
2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Wahyu Ilahi tidak saja disampaikan kepada kita dengan cara tertulis sebagai pembicaraan Allah (speech of God) dalam Kitab Suci, tetapi juga dalam bentuk Sabda Allah yang disampaikan secara lisan dari Kristus dan Roh Kudus kepada para rasul. (lih. KGK no. 81, DV 9) Pengajaran yang bersumber dari ajaran lisan ini disebut sebagai Tradisi Suci, kemudian juga dituliskan dan diturunkan kepada para penerus Rasul. Maka karena sumbernya sama, maka keduanya berhubungan erat sekali, terpadu, tidak mungkin bertentangan, karena mengalir dari sumber yang sama dan mengarah ke tujuan yang sama yaitu Tuhan sendiri.(lih. KGK no 80-81, DV 9). Memang perkataan eksplisit Tradisi Suci tidak ada dalam Alkitab, tetapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa pengertian tersebut ada dan diajarkan dalam Kitab Suci.

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Sebagai orang Katolik hendaknya kita tidak mengambil dan memilih mana ajaran-ajaran Gereja Katolik yang ingin kita percayai dan mana yang tidak. Karena Gereja Katolik bukanlah seperti warung/rumah makan di mana kita dapat memilih mana yang kita suka dan mana yang tidak. Dalam Gereja Katolik, kita tidak dapat memutuskan mana ajaran resmi Gereja yang benar dan mana yang tidak berdasarkan penafsiran kita pribadi atas Kitab Suci dan Tradisi Suci. St. Ignatius dari Loyola mengatakan, 'kita harus “berpikir bersama dengan Gereja, sentire cum Ecclesia”, mengikuti pikiran Gereja.'

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy