| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 04 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Senin, 04 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam
 
Umat beriman harus memberi kesaksian tentang nama Allah, dengan mengakui imannya tanpa takut Bdk. Mat 10:32; 1 Tim 6:12.. Khotbah dan katekese harus diresapi dengan penyembahan dan penghormatan terhadap nama Tuhan Yesus Kristus. (Katekismus Gereja Katolik, 2145)
   

Antifon Pembuka (Mzm 131:9)
 
Semoga para imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.

Doa Pagi


Allah Bapa kami maha pengasih, tetapkanlah hati kami di saat harus mengalami kesulitan dalam mewartakan kebenaran-Mu. Tambahkanlah iman, harap dan kasih-Mu kepada kami agar hidup kami berkenan kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (28:1-17)
   
    
"Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau! Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta."
     
Peristiwa ini terjadi di Kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat, "Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, 'Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah sabda Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!" Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, "Amin! Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang akan kukatakan kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan." Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat itu. "Beginilah sabda Tuhan, 'Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari pada tengkuk segala bangsa!" Kemudian pergilah nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, "Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, 'Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, 'Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya." Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya, "Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, 'Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan." Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:29.43.79.80.95.102; R: 68)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.
2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
3. Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.
4. Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.
5. Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.
6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-36)


Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah.” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberithukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

   
Sudahkah kita percaya, dan berserah diri sepenuhnya kepada Yesus? Injil hari ini mengajak kita untuk tidak perlu takut secara berlebih akan suatu hal pun di dunia ini. Kita semua telah menjadi warga Gereja Katolik karena rahmat baptisan. Karena rahmat Baptisan kita bersatu dan menerima Kristus. Menerima Kristus akan melibatkan banyak konsekuensi, salah satu hal yang sering kita lupakan adalah untuk tidak pernah takut (secara berlebih) akan suatu hal pun di dunia.

St Petrus percaya kepada Yesus, karena imannya akan Yesus ia berjalan di atas air. Mukjizat ini bukan karena Petrus itu orang kudus, tetapi pertama – tama Iman dalam Kristus yang mengerjakan mukjizat ini, dan terutama dalam rahmat yang dianugerahkan Kristus kepadanya. Selang beberapa waktu kemudian, karena angin ribut sempat datang menghempas badannya, Petrus terjatuh dan meminta tolong, dan Yesus menolongnya. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di air, semua situasi tampak biasa saja dan St Petrus tidak ragu untuk berjalan di atas air. Ini mirip dengan gambaran hidup kita, ketika situasi tampak biasa – biasa saja, hati kita tenang, rileks, tak ada yang dipikirkan. Lain cerita, ketika angin menghempas St Petrus, Petrus ketakutan, ketakutannya sedikit membuat St Petrus lupa akan imannya akan Kristus. Ketakutanlah yang meliputi St Petrus, tidak lagi imannya yang menerangi jalan-jalannya dan yang membuat dia mampu berjalan di atas air. Hidup kita pun seperti itu, sekali suatu peristiwa yang tidak meng-enakkan datang menghampiri, kita akan runtuh, ketakutan menyelubungi hidup kita, kita lupa dan tidak lagi berpikir tentang Yesus, sang Gembala, Guru dan Penyelamat.

Dalam situasi yang menakutkan, kurang meng-enakkan, kita harus belajar menerima dan mengolah semua realitas kehidupan, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang tahan uji dan bijaksana. Tetapi, tidak dapat berhenti sampai disitu saja, kita memerlukan iman, iman kepada Yesus. Iman kepada Yesus akan menjernihkan dan menerangi langkah hidup kita, sehingga tidak ada lagi ketakutan yang berlebih, kekhawatiran yang sia-sia dan pemikiran yang bukan – bukan. Iman kepada Yesus memberikan kepada kita harapan bahwa ketika kita mau menerima dan mengolah semua ketakutan dan kegelisahan hidup, maka Yesus akan menyertai hidup kita senantiasa, dan tidak akan meninggalkan kita seorang diri seperti anak sebatang kara. Menerima Yesus juga tidak boleh sekedar ketika permasalahan dan kegelisahan hidup itu datang, tetapi setiap saat dan setiap waktu. Mari, kita belajar untuk menerima Yesus dan menjadi cerminan pribadi Kristus!
   
Deus Providebit

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy