| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

SERI CATATAN RINGAN: Nyanyian Para Malaikat

 
Dari sebab itu, bersama para malaikat dan semua orang kudus kami bermadah memuji dan memuliakan Dikau dengan tak henti-hentinya bernyanyi....
 
Kalimat ini tentu tidak asing lagi bagi kita umat katolik. Kalimat seperti ini, atau yang mirip-mirip, selalu kita dengarkan setiap kali perayaan Ekaristi, pada bagian prefasi sebelum nyanyian Kudus / Sanctus. Bagian prefasi dan nyanyian Kudus adalah bagian yang saling terkait dan tidak terpisahkan, sehingga jika kita ingin memahami makna nyanyian Kudus saja, atau prefasi saja, perlu memahami keduanya.
 
Prefasi secara sederhana dapat dikatakan berisi tentang ucapan syukur berikut dengan alasan-alasannya. Secara umum prefasi terdiri dari tiga bagian: bagian pertama adalah menyambung dialog Imam-Umat sebelumnya “Sudah layak dan sepantasnya” dengan kalimat “Sungguh layak dan sepantasnya.....” Maka dapat dikatakan bagian pertama prefasi berbicara tentang pujian dan syukur kepada Allah dengan pengantaraan Putra-Nya, Yesus Kristus.
 
Bagian kedua baru berisikan tentang alasan untuk bersyukur, bercerita tentang kebaikan-kebaikan Tuhan bagi umat manusia. Sedangkan bagian ketiga merupakan pengantar untuk melambungkan pujian bagi-Nya lewat nyanyian Kudus.
 
Bagian ketiga ini sungguh menarik karena berkata tentang surga. Kata-kata yang kuat ini menggemakan kembali (atau, selalu menggemakan) apa yang diajarkan Gereja sepanjang masa tentang perayaan Ekaristi, dimana dengan merayakan Ekaristi di dunia ini kita ikut “mencicipi Liturgi Sorgawi, yang dirayakan di kota suci Yerusalem, tujuan peziarahan kita” (Konstitusi tentang Liturgi Suci artikel 8). Lagipula, apa yang dinyanyikan kemudian sungguh-sungguh dinyanyikan di surga seperti apa yang dilihat oleh nabi Yesaya (Yes 6:3) dan dinyatakan dalam kitab Wahyu (Why 4:8).
 
Nyanyian Sanctus sendiri, yang kita kenal sekarang, terdiri dari dua bagian, yakni Sanctus dan Benedictus. Kedua bagian ini ditutup dengan seruan “Hosanna in excelsis” atau menurut terjemahan resmi, “Terpujilah Engkau di surga.” Bagian pertama: “Sanctus, sanctus, sanctus Dominus Deus Sabaoth. Pleni sunt caeli et terra gloria tua.” Kalimat ini memang nyanyian surgawi (lihat Yes 6:3 dan Why 4:8).
 
Bagian kedua: “Benedictus qui venit in nomine Domini.” Kalimat ini diambil dari saat ketika Yesus memasuki Yerusalem dimana Ia disambut dengan meriah penduduk kota itu (lihat Mat 21:9, Mrk 11:9, Luk 19:38, Yoh 12:13). Orang-orang Yerusalem menyerukan kembali apa yang sudah dikatakan dalam kitab Mazmur: “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN!” (Mzm 118:26a). Ingat pula apa yang disabdakan oleh Yesus sendiri: “Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Mat 23:39, Luk 13:35).
 
Dari uraian di atas, dapat dibuat beberapa kesimpulan:
  1. Umat beriman menggabungkan diri dalam himpunan para malaikat dan orang kudus yang memuji dan memuliakan Allah
  2. Nyanyian ini bukanlah sembarang nyanyian di sembarang tempat, melainkan dinyanyikan di hadapan Allah sendiri.
  3. Dengan nyanyian ini, umat beriman dapat melihat Allah melalui Yesus.
 
Dan dengan demikian, lewat nyanyian Sanctus dalam perayaan Ekaristi kita dan seluruh Gereja, baik yang sudah mulia di surga maupun yang masih berziarah, bergabung untuk memuji dan memuliakan Allah yang akan segera hadir dalam rupa Hosti Suci yang dapat kita pandang, lihat, dan sembah. Dengan prefasi dan nyanyian Sanctus, umat beriman mengantisipasi kehadiran-Nya yang sungguh nyata ketika roti dan anggur dikonsekrasikan menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Apa yang tadinya hanya bisa dinikmati di surga, dapat dinikmati di dunia.
 
Sebuah ungkapan yang indah akan misteri ini dibuat oleh St. Thomas Aquinas, dan umat pada umumnya kenal dalam lagu Panis Angelicus: “Panis angelicus fit panis hominum dat panis caelicus figuris terminum” yang berarti “Roti para malaikat menjadi roti manusia, roti surgawi telah berwujud nyata.
 
 
-----------------------
Catatan:
Prefasi berikut dialognya dan Sanctus termasuk dalam nyanyian tingkat pertama. Artinya bagian-bagian ini diutamakan untuk dinyanyikan. 
 Sumber: Saint Raphael Publishing https://www.facebook.com/notes/saint-raphael-publishing/seri-catatan-ringan-nyanyian-para-malaikat/277885325728826

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy