Kamis, 11 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
1Kor. 8:1b-7,11-13; Mzm. 139:1-3,13-14ab,23-24; Luk. 6:27-38.
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Kita
semua pasti dan selalu mengalami kemurahan hati Allah. Mari hening
sejenak, menyadari kemurahan hati Allah pada kita. Kita diberi hidup,
tempat tinggal, keluarga, matahari, udara, hujan, dll, dll. Tidak kalah
pentingnya pula, kita diberi pengampunan serta jaminan keselamatan.
Maka, kita pun diharapkan untuk menjadi murah hati seperti Allah. Atau
lebih tepatnya, kita diharapkan menghadirkan dan menyalurkan kemurahan
hati Allah kepada siapa pun. Tidak hanya kepada sesama, tetapi juga
kepada mereka yang membenci, memusuhi dan pernah menyakiti kita. Kita
diajak untuk mengasihi mereka dan tetap berbuat baik pada mereka, tidak menaruh benci dan dendam tetapi justru mendoakan
dan memohonkan berkat. Pasti, semua ini tidak mudah kita lakukan.
Sebab, ketika kita dimusuhi dan disakiti, kita mengalami luka. Dan untuk
menyembuhkan luka, selalu butuh waktu untuk berproses. Dalam proses
tersebut, mau tidak mau harus ada pengampunan. Bagi saya, pengampunan
merupakan pemberian (forGIVEness) dan kemurahan hati yang paling
berharga dibanding pemberian-pemberian yang lain. Dengan mengampuni,
kita memberikan rasa damai, baik dalam hati kita sendiri maupun orang
lain yang kita ampuni. Dengan pengampunan, kita tetap dapat mengasihi,
berbuat baik dan mendoakan secara tulus. Dan dengan dengan mengampuni
pula, kita pun diampuni (Luk 6:37).
Doa:
Tuhan, anugerahilah kami Roh-Mu agar kami memiliki cinta yang
mengalahkan kebencian, ampun yang menaklukkan balas dendam dan kasih
yang mengenyahkan perselisihan. Amin. -agawpr-