Jumat, 26 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
Membaca Kitab Suci berarti berpaling kepada Kristus untuk meminta nasihat (St. Fransiskus Assisi)
Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)
Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sang Almasih, Putra Allah yang hidup, Penyelamat umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah Putra Manusia yang menderita, ditolak, dan dibunuh, namun bangkit jaya, menyelamatkan kami semua. Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah Putra Allah yang menjadi manusia, yang memanggil dan mengangkat kami menjadi anak-anak Allah. Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pagi
Ya Allah, bukalah hati kami untuk semakin mengenal Putra-Mu yang telah Kauutus untuk menebus dosa-dosa kami. Semoga, kami Kauberi kekuatan untuk mengikuti jejak Putra-Mu itu, yaitu kerelaan untuk mengampuni sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)
Hari Biasa Pekan XXV
Membaca Kitab Suci berarti berpaling kepada Kristus untuk meminta nasihat (St. Fransiskus Assisi)
Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)
Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sang Almasih, Putra Allah yang hidup, Penyelamat umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah Putra Manusia yang menderita, ditolak, dan dibunuh, namun bangkit jaya, menyelamatkan kami semua. Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah Putra Allah yang menjadi manusia, yang memanggil dan mengangkat kami menjadi anak-anak Allah. Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pagi
Ya Allah, bukalah hati kami untuk semakin mengenal Putra-Mu yang telah Kauutus untuk menebus dosa-dosa kami. Semoga, kami Kauberi kekuatan untuk mengikuti jejak Putra-Mu itu, yaitu kerelaan untuk mengampuni sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)
"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus, dalam Injil Lukas 9:18-22 mengajak para murid untuk masuk dalam sebuah pemahaman yang mendalam tentang siapakah yang mereka ikuti. Kepada para murid Yesus bertanya “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Setelah mendapat jawaban Yesus bertanya kembali, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” 2 model pertanyaan yang diajukan Yesus bukannya tanpa makna. Istilah kata orang menujuk pengertian murid tentang Yesus yang diperoleh dari cerita orang lain. Namun Yesus mengajak para murid untuk tahu tentang diri-Nya bukan dari kata orang. Istilah menurut kamu melukiskan pemahaman pribadi. Pengakuan atau penyataaan diri sebagai orang katolik atau pengikut Yesus Kristus secara terus terang, terbuka di hadapan umum bagi beberapa orang sering menakutkan, maka di hadapan umum sering menyembunyikan identitas dirinya sebagai pengikut Yesus Kristus. Ada ketakutan atau kekhawatiran ketika dirinya diketahui sebagai orang katolik atau pengikut Yesus Kristus akan menghadapi aneka ejekan, cemoohan, ancaman melalui berbagai cara, termasuk dikucilkan dari lingkungan hidup maupun kerjanya. Itulah juga yang kiranya dialami oleh Petrus dan teman-temannya ketika secara vokal ia mengakui Yesus sebagai “Mesias dari Allah”, kemudian Yesus melarang mereka memberitahukan hal tersebut.
Yesus, dengan menunjuk kepada diri-Nya sendiri, yaitu bahwa pelaksanaan misi-Nya membawa-Nya kepada salib, Yesus mengajarkan bahwa kita para pengikut-Nya juga harus melalui jalan yang sama. Hidup sebagai seorang Kristen, dengan segala tuntutannya, merupakan sebuah salib yang harus dipikul, untuk mengikuti Kristus. Kristus tidak mengajarkan jalan pintas berupa euforia sesaat, atau dedikasi yang hanya sesekali atau setengah- setengah, tetapi Ia menghendaki komitmen total seumur hidup -yang melibatkan penyangkalan diri- dengan ketaatan dan kesetiaan terhadap kehendak Allah, sebagaimana dicontohkan-Nya. Penderitaan Yesus di salib adalah penderitaan sebagai konsekuensi atas kerelaan-Nya untuk berkorban demi keselamatan kita. Maka, penderitaan salib itu bukanlah penderitaan karena kesalahan, kecerobohan, dan kesembronoan kita tetapi merupakan risiko yg harus kita tanggung karena kita mengikuti Yesus dan/atau karena kita menyelamatkan (menolong, membantu, mengasihi) sesama. Inilah perwujudan iman kita sesuai permintaan Yesus, untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti-Nya.
NVL#RENUNGAN PAGI