Minggu, 07 September 2014
Hari Minggu Biasa XXIII
“Tidak diragukan, dan nyatanya telah diketahui di sepanjang
abad, bahwa Rasul Petrus yang kudus dan terberkati, kepala
para Rasul, tonggak iman dan pondasi Gereja Katolik, menerima kunci- kunci
Kerajaan dari Tuhan kita Yesus Kristus, …. dan bahwa kepadanya
telah diberikan kuasa untuk melepas dan mengikat dosa, yang seterusnya sampai
sekarang dan selamanya hidup dan memutuskan di dalam para penerusnya. Paus
Celestinus yang kudus dan terberkati, menurut urutannya, adalah penerus Rasul
Petrus dan menempati tempatnya, dan ia mengirimkan kami untuk memberikan
tempatnya di dalam sinoda yang kudus ini…. ”
(Konsili Efesus th. 431)
Antifon Pembuka (Mzm 119:137,124)
Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.
You are just, O Lord, and your judgment is right; treat your servant in accord with your merciful love.
Iustus es Domine, et rectum iudicium tuum: fac cum servo tuo secundum misericordiam tuam.
Tobat 3 (bds. Mat 18:15-20)
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Allah yang Mahaadil, penuh cinta dan belas kasih. Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau menghendaki keselamatan semua orang. Kristus, kasihanilah kami.
Engkau menghendaki hukum cinta kasih diwujudkan, juga bila dituntut pengorbanan. Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pagi
Ya
Allah, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi
anak-anak-Mu. Pandanglah anak-anak kesayangan-mu dengan rela hati,
supaya semua orang yang percaya pada Kristus memperoleh kebebasan sejati
serta warisan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (33:7-9)
"Jika engkau tidak berkata apa-apa kepada orang jahat, Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya dari padamu."
Beginilah firman Tuhan,
“Wahai engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel.
Bilamana engkau mendengar suatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi
nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti
mati! Dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu
supaya bertobat dari hidupnya, maka Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas
nyawanya. Sebaliknya, jikalau engkau mengingatkan orang jahat itu supaya ia
bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = d, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1.
Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi gunung
batu keselamatan kita. Biarlah kita memandang nama-Nya dengan lagu
syukur, bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah,
mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan
kta. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan
domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya,
janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa
di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal
mereka melihat perbuatan-Ku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:8-10)
"Kasih itu kegenapan hukum Taurat."
Saudara-saudara, janganlah
berhutang apa-apa kepada siapa pun, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.
Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Karena firman berikut ini: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri,
jangan mengingini, serta segala firman lain mana pun juga, sudah tersimpul
dalam firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih
tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Karena itu kasih adalah kegenapan
hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus, dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
"Jika seorang berdosa mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali."
Sekali peristiwa Yesus
bersabda kepada murid-murid-Nya, “Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan
dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau
tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan
mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga
mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah
atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian
ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia
ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang di
antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang
berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setiap hari Minggu kita mendengarkan firman Tuhan. Kita
merenungkan makna firman itu bagi hidup kita. Demikian pula halnya pada hari
Minggu ini. Tetapi, secara istimewa diharapkan agar kita mulai memperhatikan
peran firman Tuhan. Hari Minggu Kitab Suci dirayakan setahun sekali, dengan
maksud agar berdampak sepanjang tahun dalam hidup kita sebagai umat Allah.
Mengapa Tuhan mau
berbicara kepada kita sepanjang sejarah keselamatan? Mengapa Sang Sabda menjadi
manusia? Mengapa Roh Kudus yang mengilhami para penulis Kitab Suci mau membantu
kita untuk memahami dan menghayati firman Tuhan? Bacaan hari ini dapat membantu
kita ikut mewujudkan harapan Tuhan, yang melalui firman-Nya mau menyelamatkan
dan mempersatukan umat manusia.
Injil hari ini
menolong kita untuk melihat dosa dalam hubungannya dengan jemaat. Awalnya,
menegur di bawah empat mata. Selanjutnya, membawa dua orang saksi. Akhirnya,
membuka perkara itu kepada jemaat. Tahap-tahap ini bertujuan untuk mengajak
orang Kristen yang berdosa tersebut kembali kepada jemaat. Kalau teguran sampai
tahap terakhir tidak diterima oleh yang bersangkutan, ia dipandang sebagai
orang yang tidak mengenal Allah. Langkah ini ditempuh sebagai kejutan bagi si
pendosa untuk rekonsiliasi dengan jemaat.
Jemaat sebagai
instansi mempunyai kuasa untuk mengucilkan atau menerima kembali anggota yang
tersesat. Kewibawaan komunitas jemaat menjadi semakin mendalam, karena Yesus
hadir bila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya. Para murid diberi
janji bahwa Allah akan berdiri di belakang keputusan mereka di dunia.
Persetujuan jemaat yang bersatu dalam doa bersifat mengikat, karena Allah hadir
dalam doa jemaat secara khusus.
Apa artinya hal ini
bagi kita? Kita diundang untuk saling menegur dan mengingatkan. Kita semua
mempunyai tanggung jawab satu terhadap yang lain. Kita mempunyai tugas dan
kewajiban untuk membawa sesama yang berdosa, kembali kepada kebersamaan dalam
umat Allah. Namun, teguran itu menjadi semakin indah, kalau dilakukan melalui
langkah-langkah yang manusiawi.
Santo Agustinus sudah
memberikan peringatan ini kepada jemaat di keuskupannya. Satu-satunya alasan
menegur saudaranya yang berdosa adalah berdasar kasih. Jadi, segala alasan lain
seperti rasa kesal, jengkel, malu atau apapun harus disingkirkan. Dengan kata
lain, hendaknya kita membersihkan hati dari segala perasaan keliru agar dengan
hati penuh kasih dapat membantu saudara kita.
Tujuannya, yaitu
menolong orang agar selamat. Ibaratnya orang yang dalam bahaya tenggelam. Kita
tidak sampai hati melihat orang itu mati, kita ingin menolongnya. Bila dirinya
kita selamatkan, maka kita tidak hanya menolong satu orang itu saja, melainkan
juga banyak orang lain, seperti anggota keluarga, sahabat-sahabat, atau teman
kerjanya.
Semoga firman Tuhan
yang kita rayakan secara khusus pada hari Minggu Kitab Suci Nasional ini
membuka hati kita untuk makin menyadari akan tanggung jawab sosial, keselamatan
sesama dan akan rahasia cinta kasih Allah. (Chang/RUAH)