Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Antifon Pembuka (Mzm 33:20-21)
Orang ini dipilih Tuhan, diangkat-Nya menjadi imam agung. Harta dunia terbuka baginya, kurnia ilahi melimpahi hatinya.
Ya Allah, Engkau mengenal kami satu persatu dan memahami segala persoalan kami. Kami mohon, dampingilah dan teguhkanlah para penderita yang tak dapat sembuh agar mereka tidak merasa berjalan sendirian dan tetap tekun menjalani hidup mereka dengan penuh makna. Arahkanlah tindakan kami untuk mencintai Engkau dan sesama dalam hidup kami sehari-hari, sampai kami Kauperkenankan untuk menikmati kedamaian abadi bersama-Mu di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Saudara-saudara, dahulu aku tidak dapat berbicara dengan kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kalian belum dapat menerimanya. Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya, karena kalian masih manusia duniawi. Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani? Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama. Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya. Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 (MT 401)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)
Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
“Kita meraka miris dengan kejadian-kejadian dalam masyarakat akhir-akhir ini. Betapa tidak! Belum reda pemberitaan kasus pelecehan pada anak-anak usia dini di JIS, disusul berita dari Sukabumi, Jawa Barat, si Emon telah menyodomi kurang lebih 100 anak. Emon sungguh identik dengan Emang Momok Anak. Terus terbertik lagi dari Jakarta Timur berita memilukan gara-gara hanya kesenggol, anak SD kelas VI berinisial SY itu menghajar adik kelas bernama Renggo sampai meninggal. Tentu masih ada banyak cerita dan berita tragis lain lagi yang tidak sempat terungkap secara publik.
Apa yang terjadi dengan masyarakat kita ini? Masyarakat kita sedang sakit! Anak-anak yang adalah masa depan kita bersama telah mengalami perusakan dan kerusakan akut akibat kekerasan yang bengis. Kita sulit untuk menalar dengan jernih. Tetapi, itulah yang terjadi. Karenanya perlu secepat mungkin kita mencari jalan keluar penyembuhannya. Mengobati penyakit mental, moral, sosial, kejiwaan masyarakat memang lebih sulit daripada mengobati penyakit fisik seseorang. Tetapi, itu bukan tidak mungkin.
Dalam situasi apa pun orang beriman harus yakin bahwa di atas masalah berat dan ketidakmungkinan yang ada, Allah dalam diri Yesus tetap bisa menjadi andalan. Langkah ini tentu bukan pilihan murahan. Tetapi, justru orang mau mencari akar dan solusi tepat dari sebuah masalah yang kronis sekalipun.
Manusia tidak akan menjadi manusia sejati bila dia tidak lagi menerima atau percaya akan Allah. Ketika Allah diakui dan diimani sungguh-sungguh, maka manusia bertumbuh dalam kesejatiannya. Dia menjadi manusia penyayang, lemah lembut, sabar dan berbelas kasih. Dengan hati nurani dan imannya dia berkomitmen untuk memelihara dan mengembangkan kebaikan, kebenaran dan keindahan hidup ini.
Karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah tindakan iman. Di satu sisi terhadap diri sendiri orang berani bertobat dan datang pada Allah dalam diri Yesus, sang tabib agung. Pada sisi lain setelah orang mengalami kasih Allah yang menyembuhkan, dia harus berani bergerak untuk membawa sesamanya yang sakit pada Allah untuk disembuhkan.
Injil yang diwartakan hari ini memberi kesaksian bahwa dalam Yesus selalu ada penyembuhan dari berbagai macam penyakit. (Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm/Cafe Rohani)