| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 06 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Sabtu, 06 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII
 
   
"Aku tidak memerlukan apapun di dunia ini untuk bahagia. Aku hanya butuh melihat Yesus di Surga, Ia yang kini aku lihat dan sembah di atas altar dalam mata iman." — St. Dominikus Savio
 
Antifon Pembuka (Mzm 145:21)
 
Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan, dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
    
Doa Pagi

Allah Yang Mahabaik, kami bersyukur atas Putra-Mu yang telah hadir di tengah-tengah kami untuk menyatakan kebaikan-Mu. Semoga Roh-Nya selalu menjiwai kami sehingga kami pun selalu berusaha untuk menciptakan kebaikan bersama sebagai cerminan dari kebahagiaan surgawi yang kami harapkan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
        
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 4:6b-15)
     
"Kami ini lapar, haus, dan telanjang."
               
Saudara-saudara, dari aku dan Apolos hendaknya kalian belajar, apa artinya ungkapan “jangan melampaui yang ada tertulis.” Jangan ada di antara kalian yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu lebih dari yang lain. Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Adakah di antara milikmu yang bukan pemberian? Dan jika itu memang pemberian, mengapa engkau memegahkan diri, seolah-olah itu bukan pemberian? Kalian telah kenyang, kalian telah kaya, dan tanpa kami kalian telah memerintah; alangkah baiknya kalau benar demikian, yakni kalau kalian menjadi raja, sehingga kami pun turut menjadi raja dengan kalian. Menurut pendapatku, Allah memberi kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati. Sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia. Kami ini bodoh oleh karena Kristus, tetapi kalian arif dalam Kristus. Kami ini lemah, tetapi kalian kuat. Kalian mulia, tetapi kami hina. Sampai saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukuli dan hidup mengembara. Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki-maki, kami memberkati; kalau kami dianiaya kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi seperti sampah dunia, seperti kotoran dari segala sesuatu, sampai saat ini. Hal ini kutuliskan bukan untuk membuat kalian malu, melainkan untuk menegur kalian sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab sekalipun kalian mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kalian tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang telah menjadi bapamu dalam Kristus Yesus, oleh Injil yang kuwartakan kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 145:17-18.19-20.21)
1. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
2. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, Ia mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran, dan sumber kehidupan, sabda Tuhan; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa
          
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:1-5)
 
"Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
 
Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

  
Seorang guru yang baik, pasti membela murid-murid-Nya ketika mereka diserang oleh orang atau kelompok lain. Demikianlah Yesus membela murid-murid-Nya ketika mereka dipersalahkan oleh orang-orang Farisi. Saya membayangkan bahwa pada waktu itu, mereka sungguh kelaraparan, mungkin juga lelah dan haus setelah mengikuti Yesus. Lukas menyebutkan bahwa setelah mereka meninggalkan jala dan mengikuti Yesus, Yesus pergi ke sebuah kota (Luk 5:12) lalu mengundurkan diri ke tempat sunyi (Luk 5:16), kemudian mengajar dan menyembuhkan banyak orang sakit di sebuah rumah (Luk 5:17-26), setelah itu pergi keluar dan berjalan entah berapa jauhnya dan berhenti untuk makan bersama di rumah Lewi (Luk 5:27-29). Jadi, rupanya mereka memang berjalan terus seperti yang dinyatakan Matius bahwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa (Mat 9:35) dan para murid selalu mengikuti-Nya. Nah, pada suatu hari Sabat, mereka berjalan melewati ladang gandum dan para murid merasa lapar sehingga mereka memetik bulir-bulir gandum dengan tangannya lalu memakannya. Tindakan mereka ini bukanlah pencurian sebab hukum Yahudi memang mengizinkan orang yang sedang dalam perjalanan memetik gandum milik orang lain dengan tangan, bukan dengan sabit (Ul 23:25). Maka, yang dipermasalahkan orang Farisi bukan soal pencurian tetapi karena tindakan itu dilakukan pada hari sabat (=sabtu). Larangan ini termasuk salah satu dari 39 larangan sabat yang dimiliki orang Yahudi. Larangan sabat harus dipelihara karena sabat itu adalah hari yang kudus (Kel 31:14). Nah, di sini kekudusan Yesus itu melebihi kekudusan hari sabat. Ia dikandung dari Roh Kudus (Mat 1:18), Ia telah dikuduskan bagi Allah (Luk 2:23), Roh Kudus telah turun ke atas-Nya (Luk 3:22) sehingga Ia penuh dengan Roh Kudus (Luk 4:1), bahkan setan pun mengakui-Nya sebagai Yang Kudus dari Allah (Luk 4:34). Jadi jelas bahka Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat (Luk 6:5). Dan karena Ia mempunyai kuasa atas hari sabat, Ia pun punya wewenang untuk mengesampingkan aturan sabat demi keselamatan manusia. Maka, pada hari sabat Ia menyembuhkan orang sakit (Luk 6:6-11) termasuk mengizinkan murid-muridnya untuk memetik gandum dan memakannya supaya mereka tidak kelaparan dan tetap mempunyai daya untuk mengikuti-Nya. 
 
Doa: Tuhan, semoga kami selalu menjadikan Engkau sebagai hukum tertinggi dalam hidup kami, yakni dengan menjadikan Engkau sebagai dasar setiap sikap dan tindakan kami. Amin. -agawpr-

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy