Selasa, 02 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII
1Kor. 2:10b-16; Mzm. 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.
Setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
Kagum saya pada setan ini. Semula, ia bersikap garang terhadap Yesus
(Luk 4:33-34), namun akhirnya takut dan taat juga pada-Nya. Ia menuruti
perintah-Yesus untuk meninggalkan orang yang dirasuki dan tanpa
menyakitinya (Luk 4:35). Saya jagi malu sama ini setan karena kadang
saya lebih jahat daripada setan. Mungkin anda juga demikian. Pertama,
kadang kita tidak mau mendengarkan dan taat pada sabda dan kehendak
Tuhan. Kita seringkali egois dan 'nggugu karepe dhewe', melakukan hanya
yang kita inginkan dan kita senangi, tidak peduli kalau hal itu tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang kedua, kalau setan saja tidak
menyakiti orang yang semula dirasukinya, kita justru sering berbuat
sebaliknya. Dengan mudah kita menyakiti hati orang lain. Kalau orang itu
tidak mau kita 'rasuki', artinya tidak mau mengikuti kemauan kita atau
tidak mau menerima ide, gagasan dan jalan pikiran kita, dengan mudah
kita memusuhi, memaki-maki dan menjelek-jelekkannya di hadapan orang
lain. Bahkan, orang yang tidak bersalah apa-apa pada kita pun, kadang
kita sakiti, entah dengan kata-kata langsung atau kalimat-kalimat
sms/WA/bbm yang menyakiti hati. Hal ini terjadi hanya karena salah
paham, bahkan karena maksud baik yang tidak dimengerti. Nah, sekarang
marilah kira punya rasa malu terhadap setan 'yang baik' ini dengan
semakin taat pada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya serta berusaha untuk
tidak pernah menyakiti orang lain.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin bijaksana dalam
berpikir, berkata, bersikap dan bertindak, supaya dengan mentaati-Mu,
kami tidak melukai hati sesama kami. Amin. -agawpr-