Jumat, 26 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
Pkh. 3:1-11; Mzm. 144:1a,2abc,3-4; Luk. 9:18-22
“Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun”
Mengapa
Yesus melarang para murid untuk memberitahukan pengetahuan mereka
tentang diri-Nya? Sebab, pengetahuan tentang Yesus, tidak cukup hanya
berasal dari orang lain. Informasi tentang Dia dari orang lain,
sebagaimana dilakukan oleh para orang tua kepada anak cucunya, atau dari
katekis kepada para ketekumennya, atau dari pastor kepada umatnya, atau
dari guru/dosen kepada (maha)siswanya memang perlu. Tapi itu semua
tidak cukup karena hanya menyentuh sisi pengetahuan atau inteltual saja.
Pengenalan akan Yesus harus lebih mendalam daripada sekedar pengetahuan
intelektual sebab harus sampai pada pengalaman dan relasi personal
dengan-Nya. Itulah makanya, kendati iman itu datang dari pendengaran (Rm
10:17), artinya pertama-tama kita mendengar informasi tentang Yesus
lalu mengimani-Nya, tetapi untuk selanjutnya kita harus semakin mengenal
dan mengimani-Nya berdasarkan pengalaman dan relasi personal kita
dengan-Nya. Pengenalan kita akan Yesus, pada gilirannya menentukan
pengenalan kita akan diri kita sendiri sebagaimana pengenalan Yesus akan
Allah - yang selalu dibangun dalam doa-doa pribadi-Nya (Luk 9:18) -
juga menentukan pengenalan Yesus akan diri-Nya sendiri dan apa kehendak
Allah atas diri-Nya.
Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk
terus-menerus mengenal Engkau dan berelasi secara personal dengan-Mu
supaya kami pun semakin mengenal jati diri kami dan kehendak-Mu atas
kami. Amin. -agawpr-