Sabtu, 01 November 2014
Hari Raya Semua Orang Kudus
Kita merayakan kenangan para penguni surga bukan hanya karena teladan
mereka, melainkan lebih supaya persatuan dengan segenap Gereja dalam Roh
diteguhkan (Lumen Gentium, 50)
Antifon Pembuka
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta
untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat
pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum
omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Pada Misa Hari Raya Semua Orang Kudus ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami
kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya
kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para
kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu.
Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami
dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan
berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari
terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia
berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi
dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan
bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling
takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah
sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata
kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di
dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan
menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri
di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah
palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,
penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang
mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang
kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita
kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus
menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan
melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang
menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki
lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu
Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah
orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah
orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan
dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan
bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kita sangat marah dan geram sekali ketika melihat atau mendengar berita
bahwa ada orang yang melakukan bom bunuh diri. Banyak orang meninggal
dan harus menderita seumur hidup karena cacat yang diderita. Lalu
kata-kata marah, kecaman bahkan kutukan bagi pelaku keluar dari mulut
kita.
Ketika diadakan penyelidikan atas alasan apa orang itu melakukan
perbuatan keji, selalu didapat jawaban bahwa dia sangat percaya pada
satu ajaran dan ajaran itu dia wujudkan dalam hidupnya. Maka, terjadilah
kekejaman itu.
Ungkapan kemarahan, kecaman dan kutukan itu memang diperlukan, tetapi
tidak akan pernah menyelesaikan persoalan. Bukankah kita punya seorang
Guru yang juga mengajarkan sesuatu pada kita, yaitu ajaran kasih?
Sangatlah indah apabila kita mendalami, merenungkan, menerima dan
mempercayai ajaran kasih-Nya itu dan mewujudkannya dalam hidup kita
sehari-hari. Bahkan, kita berani berkorban agar kasih itu terwujud di
antara kita umat manusia. Pastilah dunia ini akan lebih indah dan
menjadi nyaman untuk didiami. Ada kasih di antara umat manusia.
Kasih di antara umat manusia menimbulkan rasa bahagia. Pasalnya, orang
merasa aman menjalani hidup ini. Tidak ada rasa khawatir melainkan
saling percaya satu dengan yang lain. Kegembiraan ini akan sempurna
ketika masih tetap ada semangat berkorban demi terciptanya kebahagiaan.
Mengapa perlu berkorban? Karena tidak semua manusia memahami akan
cita-cita dan rencana Allah Bapa. Karena itu, masih ada saja orang
dewasa berjiwa kekanak-kanakan, orang bersifat pendendam, pemarah, iri,
suka melukai orang, atau senang bila bisa mengalahkan orang lain.
Orang-orang dengan sifat-sifat demikian dan sifat lainnya harus dihadapi
oleh orang-orang yang punya jiwa rela berkorban. Saat bisa berkorban,
saat itulah dia pun sekaligus mengalami kebahagiaan.
Karena itu, ajaran kasih Yesus yang harus kita pelajari, dalami,
renungkan, terima dan percayai adalah ajaran untuk berbahagia karena
rela berkorban (Bdk. Mat 5:1-12a). Pengorbanan baik dan pengorbanan demi
kebaikan menjadi pembuka wejangan Yesus. Itu pulalah yang dihayati dan
diajarkan Yesus sepanjang hidup-Nya di dunia. Tak heran, Yesus selalu
melakukan perbuatan baik pada siapa pun, bahkan Dia mencari orang-orang
yang paling menderita yaitu mereka yang hidup dalam dosa namun tidak
menyadari atau tak mau lepas dari kedosaan. Yesus melepaskan,
membebaskan, mengampuni dosa mereka, meskipun upah yang Dia terima
adalah disalibkan sampai wafat.
Kematian para kudus yang kita rayakan hari ini adalah kematian karena
mereka mengikuti hidup dan ajaran Yesus serta mempercayai dan
mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Bahkan, para kudus martir
mewujudkan dan mengalami dalam bentuk yang nyaris mirip dengan yang
Yesus sendiri alami.
Saat ini bahkan hari ini adalah waktu yang tepat bagi kita juga untuk
menyatakan cita-cita menjadi orang kudus, yang berbahagia karena
berkorban bagi sesama dengan rela. Kalau bukan diwujudkan sekarang,
kapan lagi? (Krisna/RUAH)
Doa
syafaat para kudus. “Sebab karena para penghuni surga bersatu lebih
erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam
kesuciannya; mereka menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang
dilaksanakan oleh Gereja di dunia; dan dengan pelbagai cara mereka
membawa sumbangan bagi penyempurnaan pembangunannya. Sebab mereka, yang
telah ditampung di tanah air dan menetap pada Tuhan, karena Dia, bersama
Dia, dan dalam Dia, tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di
hadirat Bapa, sambil mempersembahkan pahala-pahala, yang telah mereka
peroleh di dunia, melalui Pengantara tunggal antara Allah dan manusia
yakni: Kristus Yesus. Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu
oleh perhatian mereka sebagai saudara” (LG 49). “Jangan menangis,
sesudah saya mati saya akan lebih berguna bagi kamu dan akan menyokong
kamu secara lebih baik daripada selama saya hidup” (Dominikus, dalam
sakratul maut kepada sama saudara seserikat; bdk. Jordan dari Sachsen,
lib. 93). “Saya akan mengisi kehidupan saya di surga dengan melakukan
yang baik di dunia” (Teresia dari Kanak-kanak Yesus, verba).(Katekismus
Gereja Katolik, No. 956)