Rabu, 29 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
Ef. 6:1-9; Mzm. 145:10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 13:22-30.
Keselamatan adalah anugerah dari Tuhan bagi semua
orang di seluruh penjuru dunia, baik dari timur, barat, utara maupun
selatan. Namun bukan berarti kita hanya pasif, diam saja atau bahkan
berbuat semuanya, tahu-tahu diselamatkan. Tidak! Yesus menegaskan bahwa
kita harus berjuang untuk menerima anugerah keselamatan itu. Ia
menggambarkan bahwa perjuangan tersebut ibarat usaha seseorang untuk
memasuki pintu yang sempit. Kita pasti tahu bahwa untuk memasuki pintu
yang sempit kita harus saling bekerjasama dan tolong menolong. Kalau
kita saling berebut, saling dorong dan saling sikut tentu yang terjadi
bukan keselamatan tetapi justru kesengsaraan dan penderitaan. Salah satu
bentuk tolong-menolong ini, misalnya terjadi pada saat kita mendoakan
jenazah atau arwah. Di satu pihak, orang yang sudah meninggal dan masih
dalam perjalanan atau penantian untuk masuk surga dibantu dengan doa-doa
kita. Di pihak lain, mereka pun juga dibantu dengan doa-doa yang
dipanjatkan tanpa henti oleh para kudus, yakni saudara/i kita yang sudah
mulia di surga. Selain itu, untuk memasuki pintu yang sempit, kita juga
tidak bisa membawa banyak barang atau beban. Oleh karena itu, kita
harus berani melepaskan beban-beban pikiran dan perasaan, termasuk
kebencian, dendam dan prasangka buruk terhadap orang lain. Itu semua
merintangi kita memasuki pintu sempit menuju Kerajaan Surga.
Doa:
Tuhan, semoga karena rahmat-Mu kami saling tolong-menolong untuk
menanggapi rahmat keselamatan dari-Mu sekaligus berani mepelaskan setiap
beban yang merintangi langkah kami menuju kepada-Mu. Amin. -agawpr-