Minggu, 19 Oktober 2014 Hari Minggu Biasa XXIX - Minggu Evangelisasi

Minggu, 20 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXIX - Minggu Evangelisasi

"Kita dapat berbicara tentang hal-hal yang mempersatukan kita, namun tidak dapat berkompromi terhadap integritas iman Katolik, baik dogma maupun doktrin yang berakar pada Alkitab, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, yang dapat ditelusuri dari perkembangan doktrin." (Paus Paulus VI, Ensiklik Ecclesiam Suam, No. 109)

Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)

Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.

To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.

Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum protege me.

Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (45:1.4-6)
       
 "Aku memegang tangan kanan Koresh supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya."
      
Beginilah firman Tuhan, "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang untuk menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja; untuk membuka pintu-pintu di depannya, supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Demi hamba-Ku Yakub, dan demi Israel pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, dan menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya dari terbitnya matahari sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak ada yang lain di luar Aku; Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 96:1.3.4.5.7-8.9-10)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5b)
    
"Kami selalu ingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu, dan ketekunan harapanmu."
       
Salam dari Paulus, Silwanus, dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang ada dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan disamapaikan kepada kamu bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaklah kamu bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
   
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
     
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Terjerat adalah suatu situasi yang memenjarakan dan bisa membawa kematian. Seperti buruan yang terjerat perangkap, buruan itu tidak bisa lepas sebelum jeratnya dilepaskan. Jika ia terus terjerat, maka yang terjerat itu akan lemas dan akhirnya mati. Demikianlah nasib buruan yang terjerat.

Hal itu sama dengan manusia yang terjerat suatu kasus atau situasi yang berat dalam hidupnya. Kasus dan situasinya bisa saja biasa-biasa tetapi jika ia tetap terjerat maka dalam perjalanan waktu ia akan lemas dan bisa mati. Karena itu, waspadalah terhadap jerat. Ia bisa kelihatan dan tidak kelihatan. Jika kita lambat tersadar atau tidak waspada, maka kita bisa masuk dalam perangkap yang kita sadari dan tidak. Misalnya, terjerat macet, terjerat hutang, terjerat banjir, terjerat cinta, terjerat janji, terjerat kasus korupsi, dan sebagainya.

Banyaknya jerat dalam kehidupan dan bisa saja datang dari orang-orang yang dekat dan kita kenal, maka sikap bijak atas segala sesuatu dan terhadap setiap orang adalah suatu keharusan. Kita mesti bijak dengan omongan sendiri supaya tidak seperti kata pepatah ‘senjata makan tuan’. Kita mesti bijak dengan barang dan orang sekitar supaya tidak menjadi orang munafik. Kita mesti bijak dengan diri sendiri agar tetap menjadi pribadi yang lurus hati. Untuk menjadi bijak, kita harus bersikap jujur. Memang, kejujuran itu bisa menyakiti, tetapi masalah apa pun akan cepat terselesaikan jika kita mau berlaku jujur.
 
 Lihatlah dialog yang dilakukan dalam Injil hari ini. Mari kita buktikan dalam hidup bahwa kejujuran itu adalah suatu mutiara berharga. Orang banyak mencari Yesus karena Ia adalah orang yang jujur dan bijaksana. Mereka ingin mendapat jawaban dari Yesus atas kegelisahan yang mereka hadapi. Kegelisahan pajak bukanlah satu-satunya persoalan yang paling berat dalam hidup. Persoalan yang paling menggelisahkan dan membuat kehidupan yang sulit semakin sulit adalah sikap munafik manusia dalam mencari Tuhan dan penghidupan. Mari kita cek.

Yang dialami oleh orang Farisi dan Herodian, sama seperti yang kita alami dalam kehidupan kita. Kita sudah tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban seorang murid. Tetapi, kita sering lupa dan pura-pura tidak tahu. Kita tahu bahwa seorang Katolik wajib membersihkan diri dengan mengaku dosa, namun kita tidak melakukan. Dan masih banyak lagi. Dalam situasi ini, pantaskah kita bertanya kepada Tuhan: Apakah tidak melakukan semua itu dosa atau salah?

Waspada. Jerat selalu ada di sekitar kita. Jerat ada dalam pikiran dan dekat di bibir. Jerat bisa kita ciptakan sendiri. Yesus berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Jangan menjerat diri dengan pikiran liar. Ini adalah jalan kehancuran.

Yesus mau, kita selalu berlaku jujur agar luput dari segala cobaan. Ingat, kejujuran dan kebahagiaan selalu menanti orang yang dengan jujur mencari Tuhan dan menjalani hidupnya. (Kartolo Malau, O.Carm/RUAH)
     
BEATIFIKASI PAUS PAULUS VI
  
Hari ini, 19 Oktober 2014, tepat pada hari Minggu Evangelisasi dan penutupan Sinode para Uskup yang secara khusus membahas tentang keluarga, Paus Fransiskus membeatifikasi Paus Paulus VI, setelah Paus Fransiskus mengakui sebuah mukjizat terjadi dengan perantaraan Paus Paulus VI. Mukjizat tersebut berupa penyembuhan secara langsung (tiba-tiba) atas seorang bayi yang secara medis dinyatakan akan lahir cacat permanen dan tidak dapat disembuhkan. Berkat doa kepada Paus Paulus VI, sebuah mukjizat terjadi, anak asal California ini lahir dengan normal pada tahun 1990 dan sekarang menjadi anak remaja yang sehat.
 
Kisah hidup Paus Paulus VI
 
Paus Paulus VI lahir di Concesio dekat Brecia, Italia pada 26 September 1897. Orangtuanya memberi nama Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini. Di kalangan Vatikan ia diakui sebagai seorang diplomatik yang terkenal. Pada 21 Juni 1963 Giovanni Battista terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma, menggantikan Paus Yohanes XXIII, inisiator diadakannya Konsili Vatikan II, yang dinyatakan sebagai Santo pada 27 April 2014 lalu. Sebagai paus terpilih dia memakai nama Paus Paulus VI.
  
Sudah saatnya dunia yang dipenuhi dengan informasi yang bertentangan dengan kebenaran dapat juga dibendung dengan informasi tentang Sang Kebenaran, yaitu Yesus Kristus, yang dapat menuntun manusia pada keselamatan kekal, karena Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup! (lih. Yoh 14:6). (Paus Benediktus XVI)
  
  
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy