Hari Biasa Pekan XXIX
Ef. 4:7-16; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 13:1-9.
Mengabarkan dan menceritakan
keburukan orang lain memang selalu menjadi obrolan yang menarik.
Bagaimana kita harus bersikap kalau ada orang mengajak kita berbuat
demikian? Atau jangan-jangan malah kita yang mengajak? Semoga tidak.
Yesus memberikan teladan yang baik bagi kita. Ketika beberapa orang
dengan bangga menceritakan penderitaan orang-orang Galilea yang menurut
mereka diakibatkan karena dosa, Yesus justru menanggapi dengan
mengingatkan bahwa mereka pun berdosa dan harus bertobat. Maka, kalau
kita tergoda untuk membicarakan keburukan atau dosa orang lain, kita
harus sadar bahwa kita pun berdosa, bahkan mungkin lebih besar. Kita pun
membutuhkan pertobatan. Tentu saja, pertobatan itu tidak sekali jadi.
Butuh proses dan waktu yang disertai jatuh bangun. Untuk itu, Tuhan
selalu memberi kesempatan. Mungkin, tahun ini kita masih banyak
gagalnya. Tuhan memberi waktu satu tahun lagi. Kalau masih gagal lagi,
waktu satu tahun juga diberikan lagi. Begitu seterusnya. Kata-kata
Injil, "biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia
berbuah" tidak akan berubah. Setiap kali kita baca, bunyinya sama. Itu
berarti, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-