| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 07 November 2014 Hari Biasa Pekan XXXI - Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 07 November 2014
Hari Biasa Pekan XXXI - Jumat Pertama Dalam Bulan
    
Tuhan meminta sedikit, memberi banyak, di dunia ini dan di akhirat, kepada mereka yang mencintai-Nya dengan tulus. (St. Gregorius Nazianze)
     

Antifon Pembuka (Flp 3:21)
  
Kristus akan mengubah tubuh kita yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, berdasarkan kuasa yang membuat Dia sanggup menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Doa Pagi
  

Ya Allah, Engkau menghendaki agar semua orang mengabdi kepada-Mu secara total sehingga dapat memperoleh anugerah keselamatan. Kami mohon, berilah kami kebijaksanaan agar kami senantiasa menjadikan Engkau sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (3:17-4:1)
    

"Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."
        
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacita dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. Ku menuju ke Altar Allah dengan sukacita.
Atau. Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122:1-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumahTuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)
     
"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
        
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
    
Kata Beato Angelus Paoli (1642-1720), “Kalau Anda ingin melihat Allah, pergilah dan jumpailah orang-orang miskin.” Beato Karmelit ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melayani orang-orang miskin dan terlantar. Dengan uang dan harta yang dia peroleh dari para donatur, dia membantu sesamanya yang miskin. Dengan cara itulah Angelus Paoli yang dikenal sebagai “Bapa Cinta Kasih” ini mengumpulkan pahala bagi masa depan, Kerajaan Allah.

Dalam Injil Lukas 16:1-8 ini Yesus memuji bendahara yang tidak jujur, yang berbuat curang dengan mengganti surat hutang baru. Sesuai kebiasaan Timur Tengah zaman itu, tindakannya merupakan sebuah perhitungan yang cerdik. Bendahara tidak diberi gaji. Karena itulah, ia boleh mencari cara bagaimana mendapatkan uang sebagai gaji. Ia boleh menaikkan dari apa yang seharusnya dibayar kepada majikannya. Selisihnya itu boleh diambilnya sebagai upah.

Itulah sebabnya, dengan mudah ia menyuruh untuk mengubah surat hutang. Hal itu tidak merugikan tuannya. Dia hanya melepaskan kelebihan uang yang sebetulnya untuk dirinya sendiri sebagai upah. Dia membiarkan laba itu hilang demi masa depannya. Dia hanya mau mengumpulkan jasa untuk memperoleh penampungan kalau ia dipecat oleh majikannya. Uang atau harta telah dimanfaatkan dengan cerdik demi masa depan sementara di dunia ini.

Anak-anak dunia memang cerdik dalam menjalankan uang. Hal itu mereka lakukan demi masa depan. Anak-anak terang diminta untuk belajar dari mereka ini. Uang yang hanya dikumpulkan dan disimpan untuk menumpuk kekayaan pribadi tidak ada artinya. Ketika mati, orang akan meninggalkan segalanya. Namun, bila orang menggunakan uang untuk menolong kaum miskin dan terlantar, ia tidak akan kehilangan upahnya. Dia akan mengumpulkan pahala surgawi.

Belas kasih terhadap kaum miskin menjadi jalan keselamatan. Murah hati terhadap kaum terlantar menghimpun jatah untuk masa depan. Singkatnya, Yesus mengundang kita untuk belajar dari cerdiknya sang bendahara, simbol anak-anak dunia. Anak-anak terang, simbol murid-murid Tuhan, juga harus bertindak cerdik: menggunakan uang demi masa depan, yakni untuk mendapatkan harta surgawi. Beato Angelus Paoli telah menjadi contoh bagi kita. (Cafe Rohani)
         
  
Orang-orang Kristen harus rela meringankan kemalangan orang-orang yang berkekurangan. Seorang Kristen adalah bendahara harta pusaka Tuhan (Katekismus Gereja Katolik, 952)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy