Anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga

Selasa, 16 Desember 2014
Hari Biasa Pekan III Adven
 
  
Zef. 3:1-2,9-13; Mzm. 34:2-3,6-7,17-18,19,23; Mat. 21:28-32.
              
Saya membanding sikap kontras 2 anak tersebut demikian. Anak pertama adalah tipe orang yang merasa diri selalu benar sehingga meski jelas apa yang dilakukan itu tidak benar, ia tidak merasa bersalah. Akibatnya, dalam dirinya, tidak ada penyesalan dan perbaikan diri. Sebaliknya, anak yang kedua adalah tipe orang yang sadar bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, lalu menyesal dan bertobat. Inilah yang hendaknya kita miliki. Kita sadar dan realistis bahwa karena kelemahan dan kerapuhan kita, kita mudah sekali jatuh dalam kekhilafan, kesalahan dan dosa. Tuhan sangat memaklumi keadaan kita ini. Asal kita selalu mau untuk menyadari dan mengakui kesalahan, lalu sungguh-sungguh menyesal dan bertobat, Tuhan mengampuni dan memberikan rahmat untuk memperbaiki diri. Proses ini, salah satunya kita hayati melalui penerimaan sakramen tobat, yang tentu sangat baik kita lakukan secara rutin. Minimal, sebelum Natal ini, kita menerimanya.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk selalu menyadari dan menyesali dosa-dosa kami supaya dengan pertolongan rahmat-Mu kami bertobat serta memperbaiki diri kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy