| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pojok Katekese: Takut Jadi Bujang Lapuk

"Cinta yang dewasa timbul karena menghendaki yang baik bagi yang lain"

TANYA: 
Romo Yth., 

Saya aktivis Mudika, sudah berusia tiga puluh satu tahun. Saya berkecimpung di Mudika sekitar sepuluh tahun, tapi belum pernah mendapatkan pacar. Padahal, beberapa teman seangkatan saya sudah mendapatkan jodoh. sebenarnya, wajah saya tidak kalah ganteng dibanding teman-teman lain. Saya juga tidak pernah merasa sulit dalam pergaulan. Ada beberapa gadis yang tampaknya tidak keberatan kalau saya dekati. Beberapa teman pengurus Mudika di paroki juga mengalami hal serupa. Masalah ini pernah kami diskusikan bersama. Kesimpulannya, kami sebagai pengurus lebih suka menjaga "anak buah". Kalau kami - sebagai pengurus - menggaet "anak buah", kesannya seperti pagar makan tanaman. Romo, saya tidak ingin jadi bujang lapuk. Bagaimana? 

Andi - Brebes

JAWAB: 

  Saudara Andi yang terkasih, sebenarnya Andi tidak perlu kemrungsung atau panik menghadapi persoalan ini. Andi tidak perlu takut akan menjadi bujang lapuk, tidak laku, terlebih karena Andi mempunyai modal wajah ganteng dan ramah dalam pergaulan. Usia tiga puluh satu tahun belumlah tua untuk membangun keluarga meskipun teman-teman Andi sudah lebih dahulu mendapatkan jodoh. 

 Andi tidak perlu malu karena terhadap keadaan setiap orang itu unik dan berbeda-beda. Menurut pendapat banyak orang, jodoh ada di tangan Tuhan. Seperti rezeki, kadang-kadang jodoh datang secara spontan tanpa direncanakan dulu. Maksudnya, ternyata ada kekuatan di luar kekuasaan diri manusia yang ikut campur dalam urusan jodoh. Berdasarkan pengalaman hidup, hal ini ada benarnya. 

 Menurut pendapat saya jika ada seorang pengurus Mudika menggaet "anak buah"-nya sebagai pacar dan bahkan jodoh, itu adalah sesuatu yang normal dan baik, asal memang sudah saling mencintai. Andi tidak perlu merasa seperti pagar makan tanaman. Pepatah itu berlaku bagi orang yang sengaja merusak pribadi "anak buah"-nya dengan perbuatan tercela. 

 Maksud diadakannya kegiatan Mudika antara lain supaya muda-mudi Katolik bisa saling mengenal. Perlu disyukuri kalau memang ada dari antara muda-mudi yang meningkatkan atau memperkembangkan hubungan "kenalan" itu ke tingkat yang lebih pribadi, menuju perkawinan. Cobalah terus dengan pebuh kesabaran, jangan pesimis. Yakinlah, akan datang masanya Tuhan mengirim seorang yang cocok bagi Andi. 

(Sumber: buku "Ingin kawin lagi?" - Y. Hardiwiratno, MSF)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy