Selasa, 03 Februari 2015
Hari Biasa Pekan IV
Ibr. 12:1-4; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; Mrk. 5:21-43.
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Duabelas
tahun bukanlah waktu yang pendek. Apalagi kalau dilewati dengan
penderitaan seperti yang dialami oleh wanita yang menderita pendaharan
tersebut. Ia telah berobat ke berbagai tabib dan menghabiskan hartanya
namun sama sekali tidak sembuh, malah semakin memburuk. Untung, ia tidak
putus asa dan kehilangan harapan. Ia masih punya iman, meskipun mungkin
bukan iman yang besar. Dikatakan bahwa ia hanya mendengar berita-berita
tentang Yesus dan ketika kebetulan Yesus ada di dekatnya, ia menjamah
jubah-Nya dengan keyakinan bahwa ia akan sembuh. Rupanya, ia bukanlah
orang yang sengaja mencari Yesus dengan intensi khusus seperti Yairus.
Ia hanyalah satu dari antara orang banyak yang berdesak-desakan
mengerumuni Yesus. Ia juga tidak berani terang-terangan memohon kepada
Yesus untuk disembuhkan tetapi diam-diam dan takut-takut menjamah
jubah-Nya. Namun bagi Yesus, itu sudah cukup. Sekecil apa pun iman dan
harapan yang dimiliki, kalau disertai tindakan untuk datang kepada Tuhan
dan menjamah-Nya, pasti mendatangkan berkat. Sekarang, bagaimana kita
bisa menghayati iman dan harapan yang demikian? Yang istimewa adalah
dengan merayakan Ekaristi, di mana kita secara istimewa diperkenankan
untuk menyembah dan menjamah Tubuh Kristus serta memakan-Nya.
Doa:
Tuhan, semoga iman dan harapan kami kepada-Mu senantiasa mengantar kami
untuk datang dan menjamah-Mu secara istimewa dalam Ekaristi. Amin.
-agawpr-