Darah para martir adalah benih Gereja

Jumat, 06 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam, dkk, Martir


Ibr. 13:1-8; Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29 
    
Hari ini, kita memperingati St. Paulus Miki, dkk., para martir di Jepang (1597). Injil mengajak kita untuk merenungkan kemartiran St. Yohanes Pembaptis. Muncul rasa kagum dalam diri saya terhadap mereka. Mereka sama sekali tidak takut terhadap berbagai macam siksaan yang akhirnya menghantar pada kematian. Beberapa martir di Jepang tersebut, sebelum dibunuh, mengalami penderitaan yang luar biasa. Tubuh mereka disayat-sayat dan diarak keliling kota untuk dipertontonkan kepada masyarakat, baru akhirnya disesah dan disalibkan. Paulus Miki sendiri, dari atas salib berkotbah untuk meneguhkan kawan-kawannya. Maka, tidak salah kalau dikatakan bahwa Gereja kita tumbuh dan berkembang berkat para martir yang rela menumpahkan darah demi iman. Tertullianus pernah menegaskan bahwa "Darah para martir adalah benih Gereja". Pada zaman sekarang, kita pun terus-menerus ditantang untuk menghayati semangat kemartiran ini demi semakin berkembangnya Gereja. Mungkin, kita tidak harus menumpahkan darah dan mengorbankan hidup kita, tetapi untuk menjadi orang Katolik yang sungguh militan, kita pun harus berani berkorban banyak hal.

Doa: Tuhan, berilah kami kemampuan dan keberanian untuk berkorban supaya kami dapat menjadi pengikut-Mu yang sejati. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy