Senin, 23 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46.
"Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya."
Kanan
itu bahasa jawanya tengen dan kiri itu kiwa. Maka, dalam bahasa Jawa
ada istilah "ngiwake" yang maknanya sangat dekat dengan "nglirwake"
yakni sikap atau tindakan mengesampingkan atau mengabaikan, misalnya
suatu tugas, pekerjaan, kewajiban atau tanggung jawab tertentu. Selain
itu, ada juga istilah "nengenke" yang kurang lebih berarti memberikan
perhatian lebih atau mementingkan. Orang yang "nengenke kadonyan"
berarti orang yang mementingkan hal-hal duniawi dan biasanya cenderung
"ngiwake dan nglirwake" (= mengesampingkan) hal-hal rohani. Rupanya, apa
yang kita "kiwake" dan yang kita "tengenke" selama hidup di dunia ini
diperhitungkan juga oleh Tuhan pada saat pengadilan terakhir,
sebagaimana tampak dalam Injil hari ini. Kalau, selama di dunia ini kita
terlalu "nengenke" hal-hal duniawi namun "ngiwake" Tuhan dan sesama,
maka pada saat akhir nanti kita juga ditempatkan di sebelah kiri-Nya,
kita akan "dikiwake" atau dikesampingkan oleh Tuhan sehingga keselamatan
kita tidak terjamin. Sebaliknya, kalau kita berani untuk "ngiwake"
barang-barang duniawi untuk lebih "nengenke" Tuhan dan sesama, pada saat
akhir nanti, kita juga akan ditempatkan di sisi kanan-Nya. Tuhan akan
memberi perhatian kepada kita dan dengan demikian, keselamatan kita
terjamin oleh-Nya.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami
berani untuk memetingkan dan memberi perhatian kepada-Mu dan sesama
kami, lebih daripada hal-hal duniawi yang fana. Amin. -agawpr-