Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15.
"Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa"
"Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa"
Segala
sesuatu ada waktunya. Maka, orang Jawa mempunyai nasihat bijak: "empan
papan, angon wayah". Artinya, kita harus bisa bersikap dan membawakan
diri dengan bijaksana sesuai dengan tempat dan waktu. Saat ini adalah
masa prapaskah: waktu untuk berpantang dan puasa. Yach, meskipun
kewajiban berpuasa hanya pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, dan pantang
hanya setiap hari Jumat selama masa prapaskah, namun hendaknya susana
puasa dan pantang mewarnai setiap hari-hari kita. Bukankah puasa dan
pantang itu bukan sekedar urusan makanan dan minuman saja tetapi
lebih-lebih berpuasa dan berpantang dari setiap pikiran, perasaan,
perkataan, sikap dan tindakan yang tidak baik? Misalnya: puasa dan
pantang misuh, terlambat, ngrasani atau nge-gosip, memecah-belah atau
mengadu-domba, dll. Marilah kita gunakan waktu dan kesempatan penuh
rahmat ini dengan sebaik-baiknya.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menggunakan masa prapaskah ini dengan sebaik-baiknya, sehinga melalui pantang dan puasa yang kami jalani, kami semakin mampu memurnikan dan menyucikan diri kami. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menggunakan masa prapaskah ini dengan sebaik-baiknya, sehinga melalui pantang dan puasa yang kami jalani, kami semakin mampu memurnikan dan menyucikan diri kami. Amin. -agawpr-