Minggu, 29 Maret 2015
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan
Marilah kita menghamparkan diri sebagai pakaian di bawah kaki Kristus. --- St Andreas dari Kreta
BACAAN PERARAKAN
Susunan
Liturgi Minggu Palma yang lengkap untuk bahasa Indonesia silahkan
membuka Buku Misa Minggu dan Hari Raya, Kanisius 2011, mulai halaman
315, bahasa Inggris, "The Roman Missal, Third Edition" mulai halaman
273.
Antifon Pembuka (Mat 21:9; PS 491)
Terpujilah Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi!
Hosanna filio David: benedictus qui venit in nomine Domini. Rex Israel: Hosanna in excelsis.
Pengantar
Hari
ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan
ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki
kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daun
palma. Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering
digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang
kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran
Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.
Marilah
kita bersama-sama memohon kepada Tuhan agar Ia berkenan menguduskan dan
memberkati daun-daun palma ini yang akan kita pakai untuk mengiringi
Kristus dalam menyongsong sengsara-Nya demi keselamatan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)
"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."
Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan
Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang
murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada
waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai
muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai
itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu:
Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera
mengembalikannya ke sini." Merekapun pergi, dan menemukan seekor
keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu
melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada
mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka
menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu
membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan
mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang
menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari
belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud,
hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:12-16)
"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."
Menjelang Hari Raya Paskah, ketika orang banyak yang datang untuk merayakan
pesta mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem,
mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil
berseru, "Hosanna! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja
Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda, lalu naik ke atasnya,
seperti ada tertulis: Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah Rajamu
datang, duduk di atas seekor keledai. Mula-mula para murid Yesus tidak
mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah
mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan mereka telah melakukannya juga
untuk Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
MENGHAMPARKAN DIRI
Hari ini Gereja memulai
Pekan Suci. Pada hari Minggu Palma ini kita
mengenang sengsara Tuhan, yang diawali dengan perarakan Yesus memasuki kota Yerusalem. Ketika
Yesus dan para murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang
terletak di Bukit Zaitun, Yesus minta kepada dua murid-Nya untuk meminjam
seekor keledai muda, milik seorang warga, yang ditambatkan di depan pintu di
luar, di pinggir jalan. Keledai itu pun kemudian dialasinya dengan pakaian,
lalu Yesus naik ke atas keledai itu dan memasuki Kota Yerusalem.
Penulis Injil Markus
mencatat bahwa ketika Yesus lewat, “Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya
di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil
dari ladang” (Mrk 11:8). Semua itu menjadi bentuk sambutan hangat bagi Yesus.
Namun, cukupkah dengan tindakan seperti itu? Tidak.
Menurut St. Andreas dari Kreta (660-740), seorang kudus yang
pernah menjadi rahib di Yerusalem, semua itu tidak banyak nilainya. Karena itu,
Uskup Agung dari Kreta ini dalam suatu khotbah Minggu Palma berkata, “Diri
kitalah yang harus dihamparkan di bawah kaki Kristus, dan bukannya pakaian atau
ranting tak bernyawa atau tunas batang pohon, barang-barang yang menjadi layu
dan menyenangkan mata hanya sebentar untuk beberapa jam saja.” Inilah kasih dan
korban sejati.
Minggu Palma mesti kita
rayakan dalam semangat kasih dan korban bagi Yesus. Kita diajak untuk menyambut
Yesus memasuki Kota Yerusalem.dengan melibatkan seluruh diri kita, bukan hanya
pakaian kita, apalagi dengan ranting pohon tak bernyawa. “Marilah kita
menghamparkan diri sebagai pakaian di bawah kaki-Nya,” ajak St.
Andreas dari Kreta. Mari kita sambut Yesus sambil melambaikan ranting rohani
jiwa kita dan berseru, “Hosanna! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan!: [Gus AP/RUAH]
Perarakan Daun Palma (PS 492-494)
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 12:1.12-13; Mzm 24:9-10)
Enam
hari sebelum Hari Raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem,
anak-anak menyongsong Dia. Mereka membawa daun palma dan bersorak
gembira:
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau
yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah. Tinggikanlah tiangmu,
hai gapura-gapura, dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya
masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? Allah segala kuasa, Dialah
raja mulia.
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah.
MISA
Setelah
selesai perarakan, atau upacara masuk meriah, Imam memulai misa dengan
doa pembuka, hingga misa berakhir nyanyian yang digunakan adalah nyanyian sengsara
Doa Pembuka
I
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juru Selamat
kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib,
sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami
meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang
bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa.
U Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)
"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."
Tuhan
Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti
seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku
tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku
kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang
yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku
dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku
tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya
gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 819
Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
Ayat. (Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; Ul: 2a)
1. Semua yang melihat aku
mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka
bilang: “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?”
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku; gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung.
3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi
atas jubahku. Tetap Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku,
segeralah menolong aku!
4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan
memuji Engkau di tengah jemaat: Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah
Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap
Dia, hai segenap anak cucu Israel.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada
di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan
segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan
Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan. U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Flp 2:8-9)
Kristus
taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah
mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur
kepada-Nya.
Keterangan:
N. Narator; PP. Pontius Pilatus; †. Yesus; SO. Semua Orang; Im. Imam Agung; S. Serdadu; R. Wakil Rakyat
N. Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Markus
N. Dua hari lagi Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi akan
dimulai. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk
menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, dan mereka berkata,
Im. "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."
N. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang
duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam
berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkan
leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Ada
orang yang menjadi gusar dan berkata kepada seorang yang lain,
R. "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat
dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada
orang-orang miskin."
N. Lalu mereka memarahi perempuan itu. Tetapi Yesus berkata,
†. "Biarkanlah dia! Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik
pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat
menolong mereka kapan saja kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan
selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat
dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk
penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil
diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini adalah disebut
juga untuk mengingat dia."
N. Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid
Yesus, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus
kepada mereka. Para imam sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka
berjanji akan memberikan uang kepada Yudas. Maka Yudas mencari
kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
N. Pada hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang
menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus,
Rs. "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
N. Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,
†. "Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang
membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik
rumah yang dimasukinya: Guru berpesan: Di manakah ruangan yang
disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku?
Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar,
yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan
perjamuan Paskah untuk kita."
N. Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati
semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka menyiapkan
Paskah. Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama dengan kedua belas
murid-Nya. Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata,
†. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku."
N. Maka sedihlah hati mereka, dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya,
Rs. "Bukan aku, ya Tuhan?"
N. Ia menjawab,
†. "Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, yang
mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. Anak Manusia memang
akan pergi sesuai dengan yang tertulis tentang Dia, akan tetapi
celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih
baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan."
N. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu lalu memberikannya kepada
para murid dan berkata,
†. "Ambillah, inilah Tubuh-Ku."
N. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya
kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus
berkata kepada mereka,
†. "Inilah Darah-Ku, Darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu
dalam Kerajaan Allah."
N. Sesudah mereka menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit
Zaitun. Dalam perjalanan ke Bukit Zaitun Yesus berkata kepada mereka,
†. "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan
memukul gembala dan domba-dombanya akan tercerai-berai. Akan tetapi
sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea. "
N. Kata Petrus kepada Yesus,
Ptr. "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak!"
N. Lalu kata Yesus kepadanya,
†. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga,
sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
N. Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata,
Ptr. "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."
N. Semua yang lain pun berkata demikian juga. Lalu sampailah Yesus dan
murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus
kepada murid-murid-Nya,
†. "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa."
N. Dan Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Yesus sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka,
†. "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
N. Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu berlalu dari pada-Nya. Kata-Nya,
†. "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan
ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa
yang Engkau kehendaki terjadilah."
N. Setelah itu Yesus kembali, dan mendapati ketiga murid sedang tidur. Maka Yesus berkata kepada Petrus,
†. "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga
satu jam saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan! Roh memang penurut, tetapi daging lemah."
N. Lalu Yesus pergi lagi dan mengucapkan doa yang sama. Dan ketika
kembali, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat
dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka berikan kepada Yesus.
Kemudian Yesus kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka,
†. "Tidurlah sekarang dan istirahatlah! Cukuplah! Saatnya sudah tiba!
Lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa! Bangunlah,
mari kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat. "
N. Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari
kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang
membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, para ahli
Taurat dan tua-tua. Orang yang menyerahkan Yesus telah memberitahukan
tanda ini kepada mereka,
Yd. "Orang yang kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat!"
N. Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata,
Yd. "Rabi."
N. Lalu mencium Dia. Maka orang-orang yang bersama Yudas itu memegang
Yesus dan menangkap-Nya. Salah seorang dari mereka yang ada di situ
menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga
putus telinganya. Kata Yesus kepada rombongan yang menangkap-Nya,
†. "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang
dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di
tengah-tengahmu mengajar di bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.
Tetapi haruslah digenapi yang ditulis dalam Kitab Suci!"
N. Lalu semua murid itu meninggalkan Yesus dan melarikan diri. Pada
waktu itu ada seorang muda, hanya memakai sehelai kain lenan untuk
menutup tubuhnya, mengikuti Yesus. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia
melepaskannya kain itu dan lari dengan telanjang. Kemudian Yesus dibawa
menghadap Imam Agung. Lalu semua imam kepala, para tua-tua dan ahli
Taurat berkumpul di situ. Sementara itu Petrus mengikuti Yesus dari
jauh, sampai ke dalam halaman rumah Imam Agung, dan di sana ia duduk di
antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api. Imam-imam kepala,
malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia
dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang
yang mengucapkan kesaksian palsu tentang Yesus, tetapi
kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu sama lain. Lalu beberapa
orang naik saksi melawan Yesus dengan tuduhan palsu ini,
R. "Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merobohkan Bait
Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang
lain yang bukan buatan tangan manusia."
N. Dalam hal ini pun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu sama lain.
Maka Imam Agung bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya
kepada Yesus,
Im. "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan dan para saksi ini terhadap Engkau?"
N. Tetapi Yesus tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Sekali lagi Imam Agung itu bertanya kepada-Nya,
Im. "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"
N. Jawab Yesus,
†. "Akulah Dia! Kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah awan-awan di langit."
N. Maka Imam Agung itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata,
Im. "Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapatmu?"
N. Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan bahwa Yesus harus dihukum
mati. Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya
serta meninju-Nya sambil berkata,
R. "Hai nabi, cobalah terka!"
N. Malah para pengawal pun memukul Dia. Pada waktu itu Petrus masih ada
di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Agung,
dan ketika melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan
berkata,
W. "Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
N. Tetapi Petrus menyangkalnya dan berkata,
Ptr. "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud."
N. Lalu Petrus pergi ke serambi muka (dan berkokoklah ayam). Ketika
hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah pulalah iakepada
orang-orang yang ada di situ,
W. "Orang ini adalah salah seorang dari mereka."
N. Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus,
R. "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka! Apalagi engkau seorang Galilea!"
N. Maka mulailah Petrus dan bersumpah,
Ptr. "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"
N. Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka
teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya, "Sebelum ayam
berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu
menangislah ia tersedu-sedu.
N. Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan para ahli Taurat
dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya. Mereka membelenggu
Yesus lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus
bertanya kepada Yesus,
PP. "Engkaukah raja orang Yahudi?"
N. Jawab Yesus
†. "Engkau sendiri mengatakannya."
N. Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Yesus. Pilatus bertanya kepada-Nya,
PP. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
N. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi sehingga Pilatus merasa
heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada
tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Pada waktu itu
ada seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa
orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam suatu
pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang
kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya,
PP. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
N. Pilatus mengetahui bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus
karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk
meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan bagi mereka. Pilatus sekali
lagi menjawab dan bertanya kepada mereka,
PP. "Kalau begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Dia yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
N. Mereka berteriak lagi, katanya,
SO. "Salibkanlah Dia!"
N. Lalu Pilatus berkata kepada mereka,
PP. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
N. Namun mereka makin keras berteriak:
SO. "Salibkanlah Dia!"
N. Dan karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia
membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkan
untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam
istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan
berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada Yesus, menganyam sebuah
mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Kemudian mereka mulai
memberi hormat kepada-Nya, katanya:
S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"
N. Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh, meludahi-Nya dan berlutut
menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah
ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian Yesus sendiri. Kemudian
Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewatlah seorang
yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru
datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib
Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang
berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur
kepada-Nya, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Yesus,
lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk
menentukan bagian masing-masing. Saat Yesus disalibkan, hari menunjukkan
jam sembilan. Alasan mengapa Ia dihukum disebut pula pada tulisan yang
terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia
disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang
di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka." Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,
R. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan
diri-Mu!"
N. Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata,
Im. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu,
supaya kita lihat dan percaya."
N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus
mencela-Nya juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah
itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus
dengan suara nyaring:
†. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
N. Yang berarti:
†. "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
N. Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:
R. "Lihat, Ia memanggil Elia."
N. Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam
anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus
minum serta berkata,
R. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
N. Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.
(Semua berlutut dan hening sejenak)
N. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya
demikian, berkatalah ia,
S. "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
N. Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya
Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. Mereka
semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Ada
juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem
bersama-sama dengan Yesus. Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu
adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf,
orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang termuka, yang juga
menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan
meminta jenazah Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah
mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah
Yesus sudah mati. Sesudah mendengar keterangan kepala pasukan, ia
berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusuf pun membeli kain
lenan, kemudian ia menurunkan jenazah Yesus dari salib dan mengapaninya
dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang
digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu
kubur itu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus
dibaringkan.
N. Demikianlah Injil Tuhan
U Terpujilah Kristus.
Renungan
PERTOBATAN DAN KOMITMEN BARU
Dalam buku Riwayat Hidup, St. Teresa dari Avila
yang tahun ini dirayakan 500 tahun kelahirannya, berkata, “Pada suatu hari
ketika masuk ruang doa, saya melihat sebuah lukisan yang dipinjam untuk suatu
pesta di biara. Gambar itu melukiskan Kristus yang amat sangat dilukai. Lukisan
tersebut amat membangkitkan rasa takwa, sehingga ketika saya mengamatinya, saya
sedih sekali melihat Dia dalam keadaan seperti itu, terlukis baik sekali apa
yang diderita-Nya bagi kita.”
“Kumohon Dia menguatkan saya
sekarang dan selama-lamanya agar saya tidak menghinakan Dia lagi,” lanjut St.
Teresa dari Avila.
Kisah sengsara dan wafat
Tuhan pada hari Minggu Palma ini tak jauh
berbeda dengan lukisan yang membangkitkan rasa sedih Teresa dari Avila. Sebab, Injil
mengungkap keadaan yang sesungguhnya, sebuah kebenaran bahwa Yesus waktu itu
sungguh-sungguh menderita, dihina dan diolok-olokkan.
Setiap orang yang lewat di
tempat Yesus disalib menghujat Dia. Mereka menertawakan Dia. Imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat pun mengolok-olokkan Dia. Kata mereka, “Orang lain Ia
selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan.” (Mrk 15:31).
Kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus juga mencela Dia. Lalu
bagaimana dengan kita?
Ketika melihat lukisan Yesus
yang benar-benar dilukai, Teresa dari Avila
merasa amat sedih. Hatinya terasa hancur. Dengan menangis dia mohon rahmat
Tuhan agar dia tidak menghina-Nya lagi. Teresa dari Avila ini bertobat. Dia ingin agar selama
hidupnya dapat menyenangkan hati Tuhan. “Saya berusaha menyenangkan Tuhan
dengan doa-doaku yang hina,” kata Teresa, dan bersama para suster lain ia ingin
“mengabdikan diri untuk kebaikan jiwa-jiwa dan perkembangan Gereja-Nya”.
Pertobatan dan komitmen baru yang Teresa bangun berciri eklesial: demi kebaikan
jiwa-jiwa dan perkembangan Gereja.
Itu berarti, jika kisah
sengsara yang kita dengarkan hari ini membawa kita kepada pertobatan, maka
pertobatan kita bisa bersifat eklesial. Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga
dibangun, demikian juga dengan Gereja lokal di mana kita menjadi anggotanya.
Karena itu, mari kita berusaha melakukan pertobatan dan komitmen baru: menyenangkan
Tuhan dengan doa-doa kita bagi kebaikan dan keselamatan jiwa-jiwa serta
perkembangan Gereja. Selamat merayakan Pekan Suci. [Gus AP/RUAH]
Antifon Komuni (Mat 26:42)
Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini berlalu tanpa Kuminum, jadilah kehendak-Mu.
Father, if this chalice cannot pass without my drinking it, your will be done.
Pater, si non potest hic calix transire, nisi bibam illum: fiat voluntas tua.