Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14.
"Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Menganggap
diri benar itu amat erat kaitannya dengan menilai negatif orang lain.
Itulah yang dilakukan orang Farisi. Mungkin, memang apa yang dilakukan
dan dihaturkan kepada Tuhan itu benar, namun dengan menyebut pemungut
cukai, menbedakan diri dengannya dan menilainya negatif, ia jatuh dalam
pembenaran diri dan kesombongan. Pembenaran diri inilah yang
menjadikannya tidak dibenarkan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, si pemungut
cukai, dengan kerendahan hatinya, ia justru dibenarkan di hadapan
Tuhan. Dengan demikian, hendaknya kita sadar, bahwa semua pekerjaan baik
dan benar yang kita lakukan, kalau disertai dengan kesombongan dan
sikap merandahkan atau menilai orang lain, akan menjadi tidak berarti di
hadapan Tuhan.
Kidung Maria: Aku
mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab
Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Mulai sekarang aku
disebut yang bahagia, oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar
dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, kuduslah nama-Nya. Kasih
sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa. Perkasalah perbuatan
tangan-Nya, dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya. Orang yang
berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang
lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang kaya diusir-Nya
pergi dengan tangan kosong. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah
telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada
Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa
....