Selasa, 17 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-3a,5-16.
Ketika
Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia
telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau
sembuh?"
Orang yang sudah 38 tahun menderita sakit ditawari,
"Maukah engkau sembuh?" Pasti dan tanpa ragu-ragu, jawabannya "Mau".
Selama 38 tahun sudah, ia menunggu ada orang yang mau menolongnya untuk
menceburkan kolam saat airnya bergoyang sehingga ia menjadi sembuh.
Namun, selama itu pula, tidak ada orang yang peduli. Masing-masing hanya
memikirkan dirinya sendiri, kesembuhannya sendiri. Dari sini, kita bisa
melihat bahwa kesembuhan terjadi berkat adanya kepedulian, yaitu Yesus
yang peduli tanpa diminta. Pada saat lewat tempat itu, Yesus melihat
orang itu dan Ia tahu keadaannya serta kebutuhannya sehingga Ia pun
menawarkan bantuan. Hal yang sama juga senantiasa dilakukan oleh Yesus
untuk kita masing-masing. Setiap saat, Ia melihat kita dan tahu keadaan
kita serta menawarkan bantuan dan rahmat untuk kita. Rahmat-Nya bagaikan
mata air yang tanpa diminta selalu mengeluarkan air yang menjadi sumber
kehidupan (bac I). Apakah kita juga membuka hati dan mau menerima
tawaran bantuan-Nya atau kita hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri
dan hal-hal duniawi? Apakah kita juga bertindak seperti Yesus: manakala
kita melihat orang lain menderita, kita pun peduli dan menawarkan
bantuan atau malah pura-pura tidak melihat bahkan menolak untuk
memberikan bantuan?
Doa: Tuhan, semoga kami selalu membuka hati
untuk menerima pertolongan-Mu dan untuk memberi pertolongan kepada
sesama. Amin. -agawpr-