Minggu, 26 April 2015
Hari Minggu Paskah IV
Kis. 4:8-12; Mzm. 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29; 1Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18
Akulah gembala yang baik.
Melalui
para gembala yang dipanggil dan dipilih-Nya di sepanjang zaman, Tuhan
terus-menerus menggembalakan kita semua. Secara khusus, pada Hari Minggu
Panggilan ini, kita diajak untuk merenungkan tentang gembala yang baik.
Dalam konteks ini, sebaiknya kita mengerti bahwa gembala bukanlah
pemilik kawanan domba. Sebab, pemilik kawanan yang sesungguhnya adalah
Tuhan sendiri. Kita semua adalah kawanan domba milik Tuhan yang
diserahkan dalam penggembalaan para gembala yang dipanggil dan
dipilih-Nya, yakni para imam. Karena para gembala (= imam) bukanlah
pemilik kawanan (= umat), maka mereka tidak berhak, baik untuk menjual
para domba agar mendapatkan uang maupun untuk mencukur bulu-bulu mereka
guna membuat pakaian hangat. Oleh karena itu, St. Agustinus mengingatkan
bahaya yang seringkali membuat jatuh para gembala, yakni keinginan
untuk mendapatkan keuntungan material dan kenyamanan atau kehangatan
relasional dari umat yang digembalakannya. Meskipun demikian, umat tetap
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pelayanan para gembala
secara layak dan wajar. Jadi, ukurannya adalah kelayakan dan kewajaran,
bukan berlebihan. Sebaliknya, para gembala juga wajib untuk
sungguh-sungguh menghadirkan pribadi Kristus sebagai gembala yang baik,
yakni dengan pengorbanannya untuk melayani umat, dengan usahanya untuk
sungguh-sungguh mengenal umat yang dilayani, juga dengan gaya hidup yang
dikenal baik oleh umat sehingga suaranya didengarkan dan tindakannya
dijadikan tuntunan, panutan dan teladan.
Doa: Tuhan, berilah kami
gembala-gembala yang baik dan perilaharah mereka selalu agar
selama-lamanya mereka tetap menjadi gembala yang baik. Amin. -agawpr-