Hari Biasa Pekan III Paskah
Kis. 7:51 - 8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35.
"Akulah roti hidup"
Makan
untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Namun, untuk bisa hidup, kita
secara mutlak membutuhkan makanan. Yesus tahu sepenuhnya akan hal ini.
Maka, Ia pun menjadikan diri-Nya sebagai makanan bagi kita. Bukan
makanan jasmani tetapi makanan spiritual yang mengenyangkan hidup rohani
kita dan memberi kekuatan pada jiwa kita. Ia dilahirkan di Betlehem
yang dalam bahasa Ibrani berarti "rumah roti" (Bêṯ léḥem / Bêṯ lāḥem)
dan dalam bahasa Arab berarti "rumah daging" ( بيت لحم, Bayt Laḥm).
Kemudian, Ia dibaringkan di palungan, tempat makanan bagi ternak.
Sebelum wafat-Nya, Ia meninggalkan kenangan bagi kita berupa Ekaristi,
di mana dalam rupa roti dan anggur, Ia memberikan tubuh dan darah-Nya
sebagai makanan dan minuman bagi kita. Marilah kita mengimani dan
mengamini bahwa Dia adalah sungguh-sungguh makanan bagi kita. Kemudian
dengan penuh kasih dan kerinduan senantiasa datang untuk menyambut-Nya.
Maka jiwa kita akan senantiasa dikenanyakan dan dikuatkan.
Doa: Tuhan, barilah kami kerinduan untuk selalu menyambut dan menyantap-Mu sebagai makanan bagi jiwa kami. Amin. -agawpr-