| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 24 April 2015 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 24 April 2015
Hari Biasa Pekan III Paskah
   
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pagi
 

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
 
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
    
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
        
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
    
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Engkau berkata,’Misanya lama’, maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’” – St. Josemaria Escriva
    
Renungan

Kisah Para Rasul pada bacaan hari ini menceritakan peristiwa yang biasa disebut pertobatan Saulus. Mungkin sebutan yang lebih tepat ialah perjumpaan Paulus dengan Tuhan mulia yang membarui kehidupan. Yang istimewa adalah bahwa kisah itu sampai diceritakan sampai tiga kali dalam Kis. 9, 22, dan 26. Kalau kita perhatikan ketiga kisah mengenai peristiwa yang sama itu ternyata berbeda-beda isinya. Masing-masing kisah terdiri atas dua bagian yang mengisahkan keadaan Paulus sebelum dan sesudah perjumpaan itu (Kis. 9:1-2.3-19; Kis. 22:3-5.6-16; dan Kis. 26:4-11.12-13). Perubahan itu terjadi tiba-tiba, hal yang tidak biasa dalam hidup manusia. Dengan cara ini penulis Kisah Para Rasul ingin mengatakan bahwa peristiwa itu bukan peristiwa manusiawi belaka, melainkan peristiwa ilahi.

Pesan ketiga kisah mengenai peristiwa yang sama itu rupanya juga berbeda-beda. Kisah yang pertama berakhir pada pengalaman penyembuhan (9:18); kisah yang kedua berpusat pada pengalaman pewahyuan (22:14); sedangkan pesan pokok kisah yang ketiga adalah perutusan (26:16). Kalau ketiga pesan ini dirangkai, dapatlah kita melihat dinamika ini: Paulus disembuhkan-dalam arti rohani, dibuka mata hatinya-agar ia dapat menerima pewahyuan diri Allah melalui Tuhan yang menampakkan diri. Pewahyuan itulah yang selanjutnya ia wartakan dalam seluruh hidupnya.

Sementara itu, kisah-kisah panjang seperti itu tidaklah kita temukan dalam surat-surat Paulus sendiri. Yang menulis Kisah Para Rasul adalah Lukas. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Lukas mengartikan peristiwa perjumpaan itu dan memvisualisasikannya dalam bentuk kisah yang berbeda-beda.

Rasul Paulus sendiri hanya mengungkapkannya secara amat ringkas. Dalam salah satu suratnya ia menulis: Sebab Allah telah berfirman, ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus (2Kor 4:6). Ada dua hal yang menarik untuk kita renungkan. Pertama, dalam bagian ini Paulus menulis Kitab Kejadian 1:13 yang merupakan kisah penciptaan. Dengan cara itu Paulus mau mengatakan bahwa pengalamannya berjumpa dengan Tuhan adalah pengalaman diciptakan kembali menjadi manusia baru. Kedua, Paulus yang mengungkapkan pengalamannya sendiri, tidak menulis “bercahaya dalam hati saya”, tetapi dalam hati “kita”. Dengan cara ini ia menyatakan bahwa pengalaman yang sama juga dapat menjadi pengalaman kita semua.

Manakah buah-buah atau tanda nyata pengalaman seperti itu? Paulus memberi contoh mengenai dirinya, misalnya dalam Flp 3:4-11; skala nilai yang berubah. Sebelumnya ia menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah. Sesudahnya ia menulis:.... Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Ingatlah suatu peristiwa ketika doa-doa Anda atau sakramen yang Anda terima, Anda mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang menciptakan Anda kembali dan mengubah atau membarui hidup Anda. Syukurilah pengalaman itu dan mohonlah agar pengalaman-pengalaman semakin sering Anda rasakan. (IS/Inspirasi Batin)

Antifon Komuni

Dia yang Tersalib telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy