Kamis, 02 April 2015
Malam: Kamis Putih (Peringatan Perjamuan Tuhan)
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]” (St. Agustinus (354-430)
Antifon Pembuka (Gal 6:14; PS 496/MB 417)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.
Pengantar
Antifon Pembuka Misa Kamis Putih didasarkan pada ayat Kitab Suci tepatnya dari Gal 6:14. Gereja menghendaki kita untuk mengaitkan upacara Kamis Putih tidak hanya sebatas ‘kasih’, namun juga dengan sengsara dan wafat Tuhan, termasuk kebangkitan-Nya. Perlu diketahui pula bahwa hitungan hari dalam liturgi mengikuti tradisi Yahudi dimana hari dimulai saat setelah matahari terbenam. Jadi hari pertama dari Trihari Paskah dimulai pada hari Kamis sore saat matahari terbenam sampai Jumat sebelum matahari terbenam. Sehingga Trihari Paskah tidak diawali dari hari Kamis pagi, melainkan pada sore hari saat Misa Kamis Putih dirayakan. Dengan demikian maka hari pertama Trihari Paskah terdapat dua perayaan besar, yakni Kamis Putih yang diadakan malam hari dan Jumat Agung yang diadakan jam 3 siang. Hari kedua adalah Jumat malam sampai Sabtu menjelang Malam Paskah; dan hari ketiga mulai Malam Paskah, sampai dengan Misa Hari Raya Paskah sore pada hari Minggu yang menutup Trihari Paskah. Dari penjelasan di atas tampak lebih jelas, bahwa nyanyian pembuka PS 496/MB 417 tidak hanya membuka Kamis Putih, namun juga membuka keseluruhan Trihari Paskah yang berpusat pada wafat Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya yang mulia. Nyanyian ini tidak hanya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana caranya saling mengasihi, tetapi juga wujud kasih yang paling besar yang dicontohkan Tuhan sendiri, yakni kesediaan-Nya untuk menderita dan wafat di kayu salib. Pada Hari Raya Paskah, salib tidak lagi dimaknai sebagai sumber penderitaan, namun sebagai kemenangan. Dan kita pun terkadang menyebut tanda salib sebagai tanda kemenangan. Maka dari itu pantaslah kita berbangga dalam salib Yesus Kristus.
Doa Malam
Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya. Semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)
Malam: Kamis Putih (Peringatan Perjamuan Tuhan)
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]” (St. Agustinus (354-430)
Antifon Pembuka (Gal 6:14; PS 496/MB 417)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.
Pengantar
Antifon Pembuka Misa Kamis Putih didasarkan pada ayat Kitab Suci tepatnya dari Gal 6:14. Gereja menghendaki kita untuk mengaitkan upacara Kamis Putih tidak hanya sebatas ‘kasih’, namun juga dengan sengsara dan wafat Tuhan, termasuk kebangkitan-Nya. Perlu diketahui pula bahwa hitungan hari dalam liturgi mengikuti tradisi Yahudi dimana hari dimulai saat setelah matahari terbenam. Jadi hari pertama dari Trihari Paskah dimulai pada hari Kamis sore saat matahari terbenam sampai Jumat sebelum matahari terbenam. Sehingga Trihari Paskah tidak diawali dari hari Kamis pagi, melainkan pada sore hari saat Misa Kamis Putih dirayakan. Dengan demikian maka hari pertama Trihari Paskah terdapat dua perayaan besar, yakni Kamis Putih yang diadakan malam hari dan Jumat Agung yang diadakan jam 3 siang. Hari kedua adalah Jumat malam sampai Sabtu menjelang Malam Paskah; dan hari ketiga mulai Malam Paskah, sampai dengan Misa Hari Raya Paskah sore pada hari Minggu yang menutup Trihari Paskah. Dari penjelasan di atas tampak lebih jelas, bahwa nyanyian pembuka PS 496/MB 417 tidak hanya membuka Kamis Putih, namun juga membuka keseluruhan Trihari Paskah yang berpusat pada wafat Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya yang mulia. Nyanyian ini tidak hanya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana caranya saling mengasihi, tetapi juga wujud kasih yang paling besar yang dicontohkan Tuhan sendiri, yakni kesediaan-Nya untuk menderita dan wafat di kayu salib. Pada Hari Raya Paskah, salib tidak lagi dimaknai sebagai sumber penderitaan, namun sebagai kemenangan. Dan kita pun terkadang menyebut tanda salib sebagai tanda kemenangan. Maka dari itu pantaslah kita berbangga dalam salib Yesus Kristus.
Doa Malam
Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya. Semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)
"Aturan perjamuan Paska."
Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)
"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
SUKACITA DAN HIDUP KEKAL
Perjamuan Paskah bangsa Israel kuno penuh dengan tata cara ritual yang menunjukkan penghormatan atas kehidupan yang berasal dari Tuhan. Darah domba atau kambing diperlukan sebagai tanda bagi orang Israel pada rumah mereka agar terhindar dari murka Tuhan yang memusnahkan orang Mesir sebagai bentuk hukuman bagi negeri Mesir. Ini berarti kehidupan dan kematian berasal dari Tuhan.
Paskah bagi Tuhan adalah peralihan dari kehidupan menuju kematian dan sebaliknya, dari kematian menuju kehidupan. Ada yang selamat, ada yang celaka. Ada yang siap sedia, ada yang merana dalam duka. Tuhan dengan tegas bersabda, “Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman” (Kel 12:12). Tuhanlah yang menguasai hidup segala makhluk. Merayakan Paskah adalah merayakan kemahakuasaan Tuhan dalam kehidupan di alam semesta.
Orang Katolik tidak lagi mengikuti ritual yang menggunakan darah hewan tersebut karena Tuhan sudah menggantikannya dengan Tubuh dan Darah-Nya yang teramat suci. Yesus memecah-mecahkan roti seraya berkata, “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” (1Kor 11:24). Yesus juga mengambil cawan dan bersabda, ”Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku” (ay. 25)
Orang Katolik adalah orang yang dibebaskan dari ritual daging dan darah hewan yang tidak sempurna. Orang Katolik adalah orang yang setiap hari disempurnakan oleh Tubuh dan Darah Sang Pencipta sendiri dalam kurban Ekaristi yang Mahakudus di altar. Tuhan wafat dan dikurbankan agar kita tetap hidup dan disempurnakan sehingga kita bisa terus menjadi saksi kebangkitan Tuhan, saksi cinta kasih Sang Pencipta. Karena itu, Rasul Paulus menegaskan, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang” (ay. 26). Tuhan wafat namun bangkit lagi. Ia mati di salib namun hidup kembali bagi keselamatan segala makhluk. Tuhan menggunakan cawan sebagai perjanjian baru di mana tidak lagi ada dukacita, maut dan kematian, melainkan sukacita dan hidup kekal bersama Tuhan.
Sukacita dan hidup kekal itulah yang ditunjukkan oleh Yesus saat makan bersama dan membasuh kaki para murid-Nya, termasuk Yudas Iskariot yang akan mengkhianati Dia dan Simon Petrus yang akan menyangkal Dia. Ini dimaksudkan agar para murid “mendapat bagian bersama” Yesus dan karena mereka sudah bersih, “hanya tidak semua” (Yoh 13:8.10).
Perjamuan Ekaristi Kamis Putih adalah saat untuk membersihkan diri dari noda, cacat rohani, kesalahan dan dosa manusiawi kita di hadapan Tuhan. Makan bersama Yesus adalah saat Tuhan dan Guru kita membasuh kaki kita dan saat kita “wajib saling membasuh kaki” (ay. 14). Inilah saat kita mengampuni kesalahan orang lain kepada kita, menghilangkan rasa dendam, iri, curiga, marah kepada anggota keluarga: suami, isteri, anak, mertua, menantu; kerabat, rekan kerja, pimpinan kita atau bawahan kita. [Jeffrey/RUAH]
Antifon Komuni (1Kor 11:24.25)
Inilah Tubuh, yang dikurbankan bagimu. Inilah piala Perjanjian Baru dalam Darah-Ku. Setiap kali kamu menyambut-Nya, lakukanlah untuk mengenangkan Daku.
This is the Body that will be given up for you;this is the Chalice of the new covenant in my Blood, says the Lord;do this, whenever you receive it, in memory of me.
Hoc corpus, quod pro vobis tradetur: hic calix novi testamenti est in meo sanguine, dicit Dominus: hoc facite, quotiescumque sumitis, in meam commemorationem.
Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 23: 1-2a, 2b-3a, 3b, 4ab, 4cd, 5ab, 5cd, 6ab atau Mazmur 116
Gereja merayakan misteri terbesar penebusan manusia setiap tahun pada
trihari yang berlangsung dari Misa Perjamuan Malam Terakhir pada waktu
Kamis Putih sampai dengan ibadat sore Minggu Paskah. Kurun waktu ini
selayaknya bernama: "Trihari Penyaliban, Pemakaman dan Kebangkitan
Kristus" (Bdk. SRC Decr. "Maxima redemptionis nostrae mysteria"
(6-11-1955), AAS 47 (1955) 858; St. Agustinus, Epistola, 55, 24, PL 35,
215) ;juga disebut "Trihari Paskah", karena di dalamnya dipentaskan dan
diwujudkan misteri Paskah, artinya, peralihan Tuhan dari dunia ini
kepada Bapa. Oleh perayaan misteri ini, dalam tanda liturgis dan
sakramental Gereja disatukan secara mesra dengan Kristus, mempelainya.
(Perayaan Paskah dan persiapannya, No. 38)