Minggu, 26 April 2015
Hari Minggu Paskah IV
Imam yang saleh adalah imam yang menyadari siapakah dirinya, secara obyektif dan ontologis: “alter Christus” (Kristus yang lain), dan yang mencoba dengan rahmat Allah untuk menjadi setiap hari lebih “alter Christus” juga di akal budinya, intensinya, perkataannya dan perbuatannya menurut semangat dan contoh dari Kristus, Imam Kekal, Gembala yang baik, yang menyerahkan dirinya untuk keselamatan kekal jiwa manusia, yang tidak mencari keuntungannya sendiri, tapi seluruhnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan rohani dari jiwa-jiwa. Dan bantuan yang paling besar di proses ini adalah, ketika ia setiap hari merayakan dengan iman dan cinta yang dalam terhadap Kurban Misa Kudus. (Athanasius Schneider ORC, uskup auxiliary Astana, Kazakhstan dan uskup titular Celerina.)
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.
The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang telah wafat dan bangkit, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)
Hari Minggu Paskah IV
Imam yang saleh adalah imam yang menyadari siapakah dirinya, secara obyektif dan ontologis: “alter Christus” (Kristus yang lain), dan yang mencoba dengan rahmat Allah untuk menjadi setiap hari lebih “alter Christus” juga di akal budinya, intensinya, perkataannya dan perbuatannya menurut semangat dan contoh dari Kristus, Imam Kekal, Gembala yang baik, yang menyerahkan dirinya untuk keselamatan kekal jiwa manusia, yang tidak mencari keuntungannya sendiri, tapi seluruhnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan rohani dari jiwa-jiwa. Dan bantuan yang paling besar di proses ini adalah, ketika ia setiap hari merayakan dengan iman dan cinta yang dalam terhadap Kurban Misa Kudus. (Athanasius Schneider ORC, uskup auxiliary Astana, Kazakhstan dan uskup titular Celerina.)
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.
The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang telah wafat dan bangkit, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)
"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."
Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 824
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)
"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
MENGIKUTI BISIKAN SUARA GEMBALA BAIK
Yesus mengibaratkan diri sebagai gembala bagi kawanan domba-Nya. Namun, bagaimana orang yang lahir dan besar di tengah kota besar, bisa mengerti bahwa tokoh panutannya ialah gembala?
Mari sejenak kita menerawang kehidupan gembala di Palestina. Gembala di Palestina sangat berbeda dengan gembala di negeri kita. Di negeri kita kambing atau domba dipelihara atau digembalakan dengan tujuan pada usia atau bobot tertentu kambing atau domba itu dapat dijual atau dipotong, dikonsumsi dagingnya. Di Palestina umumnya domba dipelihara untuk diambil bulu atau susunya. Maka, domba-domba itu akan hidup lama dengan si gembalanya, karena ia tidak disembelih. Di sanalah terjadi hubungan yang akrab antara gembala dan domba-dombanya. Seringkali si gembala memberi nama kepada masing-masing dombanya, entah itu Si Coklat, Si Belang dan sebagainya. Sang gembala akan menjaga kawanan domba itu siang dan malam dari pelbagai ancaman baik perampok atau binatang buas. Ia akan mempertaruhkan nyawanya demi tugasnya itu.
Yesus mengklaim diri sebagai gembala (Yoh 10:11-18), karena analogi seorang gembala sangat pas dengan diri-Nya. Gembala adalah personifikasi diri yang menggambarkan kepemimpinan yang memelihara, melindungi dan sekaligus berkorban bagi pengikut-Nya. Yesus telah paripurna mengemban tugas yang tidak mudah itu. Bahkan Ia menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk domba-domba-Nya, dalam hal ini umat manusia. Jika kita memakai gambaran gembala di Palestina, hubungan timbal balik antara gembala dan domba akan berhasil dengan baik asalkan masing-masing pihak menjalankan fungsinya secara tepat dan benar. Fungsi gembala dalam hal ini memimpin, mengarahkan, memelihara, mengayomi dan melindungi (bdk. Mzm 23, Yoh 10:1-5).
Sedangkan sebagai domba, ia harus taat kepada sang gembala. Domba harus melakukan petunjuk dan arahan dari gembalanya. Ia harus mempercayakan dirinya pada sang gembala jika mau aman dan sejahtera. Yesus mengingatkan bahwa di sekitar kita ada banyak suara-suara lain yang mencoba menirukan suara-Nya. Mungkin saja suara itu menjanjikan kenyamanan, kenikmatan dan prestasi yang gemilang. Namun kita tidak bisa menjamin apakah hal itu nantinya untuk kebaikan kita? Atau kita sedang dibujuk rayu supaya mengikuti suaranya dengan maksud mencelakakan dan menjerumuskan kita.
Suara-suara itu seolah benar merupakan solusi bagi masalah yang membelenggu kita. Sebagai domba, kita sering dihadapkan pada situasi seperti itu. Namun domba yang baik pasti akan bisa membedakan mana suara gembalanya dan mana yang bukan. Dari mana kita dapat membedakan suara gembala yang asli dan yang bukan? Tidak lain dengan kepekaan diri. Kepekaan itu dapat diasah manakala kita mau selalu akrab bergaul dengan Sang Gembala itu melalui firman-Nya. Suara gembala itu akan jelas terdengar dalam nurani kita. Ia mengingatkan kita akan segala sesuatu yang pernah dikatakan Sang Gembala. Melenceng sedikit saja dari apa yang diajarkan-Nya pasti membuat kita tidak sejahtera.
Betapa pun sulit dan terjalnya jalan yang kita tempuh, jika kita mendengarkan suara-Nya, pasti kita akan aman dan sejahtera. [Chang/RUAH]
Antifon Komuni
Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.
The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.
Atau (Yoh 10:14)
Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku