Minggu, 24 Mei 2015
Hari Raya Pentakosta
Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc,-30,31,34; Gal. 5:16-25; Yoh. 15:26-27; 16:12-15
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.
Pentakosta.
Limapuluh hari setelah Paskah. Roh Kudus, yang disebut sebagai
Penghibur dan Roh Kebenaran turun atas para rasul. Perihal turun dan
peran Roh Kudus ini, Gereja mengimani dan mengajarkan demikian, "Ketika
sudah selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk
dilaksanakan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, untuk
tiada hentinya menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan
dapat mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh. Dialah Roh
kehidupan atau sumber air yang memancar untuk hidup kekal. Melalui Dia,
Bapa menghidupkan orang-orang yang mati karena dosa, sampai Ia
membangkitkan tubuh mereka yang fana dalam Kristus. Roh itu tinggal
dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah. Dalam
diri mereka, Ia berdoa dan memberi kesaksian tentang pengangkatan mereka
menjadi putera. Oleh Roh, Gereja diantar kepada segala kebenaran,
dipersatukan dalam persekutuan serta pelayanan, diperlengkapi dan
dibimbing dengan aneka kurnia hirarkis dan karismatis, serta
disemarakkan dengan buah-buah-Nya. Dengan kekuatan Injil, Roh
meremajakan Gereja dan tiada hentinya memperbaruinya, serta
mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya, yakni
Kristus. Demikianlah seluruh Gereja nampak sebagai “umat yang disatukan
berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. (Lumen Gentium 4).
Dari sini, kita mengerti secara lengkap peran Roh Kudus dalam kehidupan
Gereja pada umumnya dan dalam diri kita masing-masing secara khusus.
Dialah yang menguduskan kita orang berdosa ini, yang membimbing kita
untuk dekat dengan Allah, yang menjamin kita untuk memperoleh hidup
kekal, yang menjadikan kita diangkat sebagai anak-anak Allah, yang
senantiasa berdoa bagi kita, yang membersatukan kita semua dalam Gereja,
dan yang tiada hentinya memperbarui Gereja. Ditegaskan pula bahwa Roh
Kudus tinggal dalam hati umat beriman, yakni dalam diri kita
masing-masing. Oleh karena itu, St. Paulus menegaskan agar kita hidup
dalam Roh dan menghasilkan buah-buah Roh, yakni: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri.
Doa: Tuhan, semoga dengan perayaan Pentakosta ini, kami semakin membuka diri akan kehadiran dan bimbingan Roh Kudus, sehingga dimampukan menghasilkan buah-buah roh. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, semoga dengan perayaan Pentakosta ini, kami semakin membuka diri akan kehadiran dan bimbingan Roh Kudus, sehingga dimampukan menghasilkan buah-buah roh. Amin. -agawpr-