Kamis, 14 Mei 2015
Hari Raya Kenaikan Tuhan
"Hari ini Yesus Kristus, Tuhan kita, naik ke surga; biarlah hati kita diangkat bersama Dia" (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Bdk. Kis 1:11; PS 531)
Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke Surga demikian Ia akan datang kembali, alleluya.
Viri Galilæi, quid admiramini aspicientes in cælum? alleluia: quemadmodum vidistis eum ascendentum in cælum, ita veniet, alleluia, alleluia, alleluia.
Doa Pagi
Allah Yang Mahakuasa, semoga kami bersorak-sorai karena sukacita yang suci dan dengan gembira mengucap syukur. Sebab dalam diri Kristus yang naik ke surga kami ditinggikan, dan sebagai anggota Tubuh-Nya kami pun berharap akan turut serta dalam kemuliaan Kristus, Kepala Gereja, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:-11)
Hari Raya Kenaikan Tuhan
"Hari ini Yesus Kristus, Tuhan kita, naik ke surga; biarlah hati kita diangkat bersama Dia" (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Bdk. Kis 1:11; PS 531)
Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke Surga demikian Ia akan datang kembali, alleluya.
Viri Galilæi, quid admiramini aspicientes in cælum? alleluia: quemadmodum vidistis eum ascendentum in cælum, ita veniet, alleluia, alleluia, alleluia.
Doa Pagi
Allah Yang Mahakuasa, semoga kami bersorak-sorai karena sukacita yang suci dan dengan gembira mengucap syukur. Sebab dalam diri Kristus yang naik ke surga kami ditinggikan, dan sebagai anggota Tubuh-Nya kami pun berharap akan turut serta dalam kemuliaan Kristus, Kepala Gereja, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:-11)
"Mereka melihat Dia terangkat ke surga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-3.8-9; Ul:6)
1. Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (1:17-23)
"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."
Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mahamulia, aku memohon supaya Ia memberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar, supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; yaitu betapa kaya kemuliaan yang dijanjikan-Nya untuk diwarisi oleh orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasanya bagi kita yang percaya. Kekuatan itu sesuai dengan daya kekuatan Allah , yang bekerja dalam Kristus, yakni kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah dalam surga. Di situ Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan penguasa, kekuasaan, dan kerajaan serta tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan Allah kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat itulah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Diri-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19.20)
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)
"Pergi ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan
diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara
dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular,
dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan
Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para
murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
MENJADI MANUSIA BARU
Arti perayaan ini perlu direnungkan benar-benar, agar jangan kita hanya mengkhayalkannya. Yesus yang telah taat sampai mati di salib dan dibangkitkan, kini dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Ia menjadi Tuhan atas semua orang. Iman kepercayaan akan Yesus yang wafat, bangkit dan dimuliakan, diharapkan kita hayati secara konkret dalam hidup sehari-hari.
Yesus pergi. Itu kesan pertama. Markus menulis bahwa Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya lalu terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allah. Itu berarti bahwa Ia dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Berkaitan dengan perpisahan atau kepergian Yesus ini, ditulis bahwa para murid pergi dan memberitakan Injil ke segala penjuru. Didorong oleh apa yang mereka saksikan, mereka pergi mewartakan Yesus sesuai perintah yang Yesus berikan kepada mereka waktu berbicara dengan mereka untuk terakhir kalinya.
Selama para murid diperkenankan bergaul dengan Yesus, mereka mengagumi-Nya. Tetapi, tidak pernah dikatakan bahwa mereka menyembah-Nya, artinya mengakui Dia sebagai Tuhan, seperti mereka buat pada saat Yesus terangkat ke surga. Itulah sebabnya mereka bisa pergi mewartakan Yesus. Ini suatu perubahan besar di dalam hati para murid. Mereka bergaul begitu lama dengan Yesus. Mengenal-Nya dan tidak mengenal-Nya. Tentu selama bersama Dia, mereka mengenal Yesus: wajah-Nya, suara-Nya, yang menarik dan meyakinkan bila mewartakan firman, mata-Nya yang lembut bila memandang orang yang ingin Ia tolong dan selamatkan. Tetapi mereka tidak mengenal Yesus yang sejati. Itu berkali-kali nampak. Setiap kali Yesus bicara tentang kepergian-Nya ke Yerusalem untuk ditolak, menderita dan wafat, mereka tidak bisa menerima. Maka amat kecewalah ketika Yesus ditangkap di Getsemani, dihukum mati dan disalibkan di Golgota.
Pada peristiwa yang kita rayakan sebagai kenaikan Tuhan, mereka mulai mengenal Yesus yang harus menderita dan bangkit pada hari ketiga. Mereka sekarang menyembah-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan bagi segala bangsa, karena berkat bantuan Roh Kudus mereka mulai mengerti firman Yesus ini, “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Inilah tujuan kedatangan-Nya di dunia. Inilah arti wafat-Nya. “Demi pengampunan dosa”’ itu berarti bahwa kita, seluruh umat manusia, didamaikan dengan Allah oleh-Nya. Kini mereka mengenal Yesus yang diutus Bapa untuk mendamaikan kita semua dengan Bapa dan dengan yang lain. Itulah Kerajaan Allah yang mau didirikan Yesus pada waktu yang ditentukan Bapa.
Kita, dengan hidup kita, harus menjadi saksi Yesus ini: orang yang dalam kuasa Roh Kudus mengusahakan damai. Kerajaan lain daripada dibayangkan para murid selama bersama Yesus. Itulah sumber sukacita mereka. Karena itu, mereka pergi mewartakan Injil keselamatan kepada semua bangsa.
Ini tidak hanya berlaku untuk mereka. Maka Paulus dalam bacaan kedua dapat menulis apa yang ia mohon kepada Allah bagi kita, yakni, “Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.”
Mengenal Yesus dengan benar. Itukah yang kita harapkan dan minta dalam doa permohonan kita? Mengerti pengharapan sejati yakni berdamai dengan Bapa beserta kemuliaan yang ditentukan bagi kita. Itukah yang kita harapkan dan kita ungkapkan dalam doa kita? Yesus yang berpisah dengan murid-Nya dan terangkat ke surga, berpesan agar mereka menjadi saksi-Nya. Ini hanya dapat kita lakukan bila mengenal Yesus yang sejati, mempunyai pengharapan yang kuat akan kedamaian dan kemuliaan yang dari Allah.
Jadilah orang yang rindu mengenal Yesus. Mohonlah kepada Roh Kudus yang dijanjikan Yesus untuk mengutus-Nya dari Bapa. Sebab Roh Kudus ini mengubah kita menjadi manusia baru, manusia yang mengenal Yesus dan karena sukacitanya memperkenalkan kepada orang lain. [RUAH/Verbeek]
Antifon Komuni (Bdk. Mat 28:20)
Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, alleluya.
Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
MENJADI MANUSIA BARU
Arti perayaan ini perlu direnungkan benar-benar, agar jangan kita hanya mengkhayalkannya. Yesus yang telah taat sampai mati di salib dan dibangkitkan, kini dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Ia menjadi Tuhan atas semua orang. Iman kepercayaan akan Yesus yang wafat, bangkit dan dimuliakan, diharapkan kita hayati secara konkret dalam hidup sehari-hari.
Yesus pergi. Itu kesan pertama. Markus menulis bahwa Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya lalu terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allah. Itu berarti bahwa Ia dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Berkaitan dengan perpisahan atau kepergian Yesus ini, ditulis bahwa para murid pergi dan memberitakan Injil ke segala penjuru. Didorong oleh apa yang mereka saksikan, mereka pergi mewartakan Yesus sesuai perintah yang Yesus berikan kepada mereka waktu berbicara dengan mereka untuk terakhir kalinya.
Selama para murid diperkenankan bergaul dengan Yesus, mereka mengagumi-Nya. Tetapi, tidak pernah dikatakan bahwa mereka menyembah-Nya, artinya mengakui Dia sebagai Tuhan, seperti mereka buat pada saat Yesus terangkat ke surga. Itulah sebabnya mereka bisa pergi mewartakan Yesus. Ini suatu perubahan besar di dalam hati para murid. Mereka bergaul begitu lama dengan Yesus. Mengenal-Nya dan tidak mengenal-Nya. Tentu selama bersama Dia, mereka mengenal Yesus: wajah-Nya, suara-Nya, yang menarik dan meyakinkan bila mewartakan firman, mata-Nya yang lembut bila memandang orang yang ingin Ia tolong dan selamatkan. Tetapi mereka tidak mengenal Yesus yang sejati. Itu berkali-kali nampak. Setiap kali Yesus bicara tentang kepergian-Nya ke Yerusalem untuk ditolak, menderita dan wafat, mereka tidak bisa menerima. Maka amat kecewalah ketika Yesus ditangkap di Getsemani, dihukum mati dan disalibkan di Golgota.
Pada peristiwa yang kita rayakan sebagai kenaikan Tuhan, mereka mulai mengenal Yesus yang harus menderita dan bangkit pada hari ketiga. Mereka sekarang menyembah-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan bagi segala bangsa, karena berkat bantuan Roh Kudus mereka mulai mengerti firman Yesus ini, “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Inilah tujuan kedatangan-Nya di dunia. Inilah arti wafat-Nya. “Demi pengampunan dosa”’ itu berarti bahwa kita, seluruh umat manusia, didamaikan dengan Allah oleh-Nya. Kini mereka mengenal Yesus yang diutus Bapa untuk mendamaikan kita semua dengan Bapa dan dengan yang lain. Itulah Kerajaan Allah yang mau didirikan Yesus pada waktu yang ditentukan Bapa.
Kita, dengan hidup kita, harus menjadi saksi Yesus ini: orang yang dalam kuasa Roh Kudus mengusahakan damai. Kerajaan lain daripada dibayangkan para murid selama bersama Yesus. Itulah sumber sukacita mereka. Karena itu, mereka pergi mewartakan Injil keselamatan kepada semua bangsa.
Ini tidak hanya berlaku untuk mereka. Maka Paulus dalam bacaan kedua dapat menulis apa yang ia mohon kepada Allah bagi kita, yakni, “Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.”
Mengenal Yesus dengan benar. Itukah yang kita harapkan dan minta dalam doa permohonan kita? Mengerti pengharapan sejati yakni berdamai dengan Bapa beserta kemuliaan yang ditentukan bagi kita. Itukah yang kita harapkan dan kita ungkapkan dalam doa kita? Yesus yang berpisah dengan murid-Nya dan terangkat ke surga, berpesan agar mereka menjadi saksi-Nya. Ini hanya dapat kita lakukan bila mengenal Yesus yang sejati, mempunyai pengharapan yang kuat akan kedamaian dan kemuliaan yang dari Allah.
Jadilah orang yang rindu mengenal Yesus. Mohonlah kepada Roh Kudus yang dijanjikan Yesus untuk mengutus-Nya dari Bapa. Sebab Roh Kudus ini mengubah kita menjadi manusia baru, manusia yang mengenal Yesus dan karena sukacitanya memperkenalkan kepada orang lain. [RUAH/Verbeek]
Antifon Komuni (Bdk. Mat 28:20)
Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, alleluya.
Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.