Jumat, 22 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VII Paskah (Novena Roh Kudus hari kedelapan)
Kis. 25:13-21; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; Yoh. 21:15-19.
Sesudah
sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah
engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Sarapan adalah
razeki anugerah Tuhan untuk memulai hari baru dengan hidup dan semangat
baru. Maka, sarapan merupakan tanda kasih Tuhan yang memberi jaminan
untuk menapaki hidup sepanjang hari itu. Petrus telah sarapan bersama
Yesus. Artinya, ia telah mengalami betapa Yesus mengasihi dan menjamin
hidup-Nya. Apalagi, kita tahu bahwa pada saat Yesus hendak disalibkan,
ia telah menyangkalnya sampai 3x. Mungkin dalam hatinya ada rasa takut,
kalau-kalau Yesus marah pada-Nya. Namun, Yesus sama sekali tidak
mengungkitnya. Ia berlaku, seolah-olah Petrus tidak pernah
menyangkal-Nya. Sikap Yesus ini, tentunya semakin menyadarkan Petrus
betapa ia sangat dikasihi oleh Yesys. Kini, tiba saatnya dia yang ganti
ditanya oleh Yesus, apakah ia mengasihi-Nya. Pertanyaan diulang 3x,
bukan supaya Yesus yakin benar dengan jawaban Petrus - sebab Ia tahu isi
hari Petrus dengan benar - tetapi untuk membuat Petrus sungguh-sungguh
yakin akan jawabannya sendiri. Hal yang sama dibuat Tuhan bagi kita.
Betapa Tuhan dangat mengasihi kita. Seberapa banyak dan besarnya
dosa-dosa kita, Ia berkenan mengampuninya. Ia juga selalu memberi
"sarapan" sabda serta Tubuh dan Darah-Nya untuk menjamin hidup kita.
Kita pun juga ditanya, apakah kita mengasihi-Nya? Tidak hanya 3x tetapi
berulang kali. Setiap hari, pertanyaan ini hendaknya selalu kita ulang
untuk menegaskan kominten cinta kita kepada Tuhan sekaligus disertai
permohonan agar kita diberi rahmat untuk mewujudkan cinta kita
kepada-Nya secara nyata.
Doa: Tuhan, berilah kami hati yang mampu
mengasihi-Mu, tidak hanya dalam kata tetapi lebih-lebih dalam tindakan
nyata. Amin. -agawpr-