Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 07 Juni 2015
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus


Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13,15,16bc,17-18; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26
"Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku."

Hari ini, kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang telah ditetapkan sebagai perayaan resmi Gereja sejak abad ke-13. Adalah Sr. Yuliana dari Liège (Belgia) yang pada usia 16 tahun (1209) mendapatkan penglihatan: sebuah noda hitam pada bulan yang pada waktu itu bersinar gemilang. Setelah lama berdoa dan bermatiraga, Yesus Sendiri menampakan diri kepadanya dan menjelaskan bahwa bulan itu melambangkan Gereja yang begitu terang gemilang dengan berbagai macam perayaan. Namun, adanya noda hitam menunjukkan bahwa ada yang kurang, yaitu perayaan untuk menghormati Sakramen Mahakudus secara khusus. Oleh karena itu, Ia meminta: “Sesungguhnya, Aku menghendaki agar ditetapkan suatu hari raya istimewa bagi Gereja Pejuang, sebab perayaan ini teramat penting, yaitu Hari Raya Sakramen dari Altar yang Mahamulia dan Mahakudus. Pada masa sekarang, perayaan akan Misteri ini hanya dilakukan pada hari Kamis Putih. Tetapi, pada hari itu, teristimewa Sengsara dan Wafat-Ku yang direnungkan. Sebab itu, Aku menghendaki suatu hari lain dikhususkan, di mana Sakramen Mahakudus dari Altar akan dirayakan oleh segenap umat Kristiani! Alasan pertama mengapa Aku menghendaki hari raya khusus ini adalah agar iman akan Sakramen Mahakudus diperteguh, terutama apabila orang-orang jahat menyerang misteri ini di kemudian hari. Alasan kedua adalah agar umat beriman diperkuat dalam mencapai kesempurnaan melalui kasih mendalam dan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus. Alasan ketiga adalah agar supaya dengan hari raya ini dan dengan cinta kasih yang ditujukan kepada Sakramen dari Altar, silih dilakukan bagi penghinaan dan kurangnya rasa hormat terhadap Sakramen Mahakudus.” Setelah melewati perjuangan yang panjang dan berliku, Sr. Yuliana mengajukan gagasan hari raya demi menghormati Sakramen Mahakudus ke hadapan Uskup Robert de Thorete. Oleh karena itu, pada tahun 1246 Bapa Uskup menginstruksikan kepada segenap imam agar mulai tahun berikutnya merayakan Pesta Sakramen Mahakudus. Hari Raya Sakramen Mahakudus untuk pertama kalinya dirayakan oleh para imam dan segenap umat beriman di Gereja St Martin, Liège. Akhirnya, pada tanggal 8 September 1264, Paus Urbanus IV menerbitkan Bulla Transiturus dan memaklumkan agar Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan setiap tahun pada hari Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Sejak tahun 1970, Hari Raya Corpus Christi atau Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus di Indonesia oleh konferensi uskup Hari Raya ini dipindahkan pada hari Minggu sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, kita sendiri mendengar Yesus yang mengundang kita, "Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku". Gereja pun juga mengundang kita semua melalui ajarannya, seperti yang dinyatakan dalam Kitab Hukum Kanonik ini: "Umat beriman kristiani hendaknya menaruh hormat yang sebesar-besarnya terhadap Ekaristi mahakudus, dengan mengambil bagian aktif dalam perayaan Kurban mahaluhur itu, menerima sakramen itu dengan penuh bakti dan kerap kali, serta menyembah-sujud setingggi-tingginya" (Kan 898).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin menghormati Ekaristi dengan merayakannya sesering mungkin, dengan persiapan dan penghayatan yang baik, serta dengan buah-buah yang nyata dalam hidup sehari-hari. Amin. -agawpr-

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy