Rabu, 24 Juni 2015
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80.
Ketika
tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan
telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah
mereka bersama-sama dengan dia.
Kelahiran seorang anak dalam
sebuah keluarga, apalagi kalau keluarga itu sudah lama menantikan anak,
tentu merupakan sukacita yang besar. Demikian pula kelahiran Yohanes
bagi keluarga Zakaria dan Elizabet, yang keduanya sudah lanjut usia.
Rupanya, mereka sudah pasrah dan tidak berharap lagi akan dianugerahi
anak. Hal ini tampak dari keditakpercayaan Zakaria ketika meneriwa warta
di malaikat bahwa istrinya yang mandul akan mengandung dan melahirkan
anak. Namun, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sepasang suami-istri
yang sudah lanjut usia pun akhirnya dianugerahi anak. Maka, harus diberi
nama Yohanes, yang artinya "Tuhan merahimi". Artinya bukan sekedar
Tuhan mengisi rahim Elisabet yang mandul dan sudah uzur, tetapi Tuhan
memberikan kerahiman-Nya kepada bangsa manusia. Sebab, kelak melalui
Yohaneslah diwartakan seruan pertobatan yang merupakan awal dari
keterbukaan hati untuk menerima Sang Juru Selamat. Oleh karena itu,
sudah selayaknya kita bersukacita merayakan kelahirannya, sebagaimana
Zakaria, Elisabet, Maria dan Yesus dalam rahimnya, serta para tetangga
mereka bersukacita. Namun, sukacita itu akan menjadi semakin lengkap
kalau kita juga terus-menerus mendengarkan dan melaksanakan misi yang
diembannya, yakni bertobat (lih. Mat 3,2) dan mengikuti Kristus dengan
setia (lih. Yoh 1,29.36).
Doa: Tuhan, anugerahilah kami sukacita
yang sejati untuk terus-menerus bertobat dan semakin setiap mengikuti
Kristus sebagaimana diwartakan St. Yohanes Pembaptis. Amin. -agawpr-