Hari Biasa Pekan XIII
"Pertempuran terakhir antara Tuhan dan masa pemerintahan Setan akan terjadi tentang perkawinan dan keluarga. Jangan takut, karena siapa pun yang bekerja untuk kekudusan perkawinan dan keluarga akan selalu diperjuangkan dan ditentang dalam segala cara, karenanya ini adalah masalah yang menentukan, namun, Bunda Maria sudah menghancurkan kepalanya" (Suster Lusia dari Fatima)
Antifon Pembuka (Mzm 34:12)
Marilah anak-anak, dengarkanlah daku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahapengasih, kami telah Kauhimpun menjadi umat-Mu dalam diri Yesus, Putra Perjanjian. Perkenankanlah kiranya kami memandang Dia sebagai lambang kasih setia-Mu kepada kami manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (21:5.8-20)
Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya. Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa Ismael, anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham sedang main dengan Ishak, anak kandungnya. Berkatalah Sara kepada Abraham, "Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya, sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah bersabda kepada Abraham, "Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu. Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia pun anakmu." Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, dan menyuruhnya pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air di kirbat itu habis, dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya, "Aku tidak tahan melihat anakku mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah anaknya dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anakmu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, dan anaknya ia beri minum. Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat. (Mzm 34:7-8.10-11.12-13)
1. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia tak berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)
Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Melalui Injil hari ini, kita bisa melihat ada dua hal penting. Pertama, orang yang kerasukan setan itu datang kepada Yesus dan mereka dibebaskan dari belenggu setan (meskipun mereka tidak memintanya). Demikian tindakan Yesus yang mau menyelamatkan orang dari belenggu setan atau dosa, meskipun dengan akibat Dia “diusir”. Kedua, kita dapat melihat bahwa rupanya orang tidak mau dirugikan, apalagi jika itu menyangkut harta kekayaan, babi-babi mereka mati karena akibat perbuatan Yesus.
Lalu apa yang dapat kita renungkan? Pertama, lihatlah Yesus yang selalu berani berbuat baik jika itu demi keselamatan jiwa dan martabat manusia. Maka, kita tidak boleh berhenti untuk berbuat baik, apa pun resikonya. Kedua, coba lihat saja di sekitar kita, jika kita melihat orang mengalami kecelakaan di jalan raya, pasti orang lebih memilih menyelamatkan mobil mewahnya daripada menolong orang yang tertabrak di jalan raya. Inilah kenyataannya, ketika orang dibutakan oleh harta kekayaan. Mereka tidak lagi melihat sesama yang membutuhkan pertolongan.
Ada satu lagi yang penting dan harus kita ingat, janganlah sekali-kali kita menyuruh Yesus untuk meninggalkan rumah hati kita. Kalau demikian yang terjadi, maka setanlah yang akan menguasai hidup kita.
Sta. Teresa dari Avila mengatakan, “Kalau pintu hati ini kita kunci, bagaimana Tuhan akan menyampaikan anugerah-anugerah-Nya kepada kita?” (Sr. Marcelina Lindawati/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Mzm 34:7)
Orang tertindas berseru, didengarkan Tuhan, dan diselamatkan Tuhan dari segala derita.