Rabu, 01 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII
Kej. 21:5,8-20; Mzm. 34:7-8,10-11,12-13; Mat. 8:28-34.
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?"
Mungkin kita pernah mengalami salah satu atau semua dari pengalaman ini.
Yang pertama, ketika kita sedang emosi atau sedang menghadapi masalah,
kita menjadi mudah marah. Orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak
bersalah pun tidak jarang menjadi sasaran luapan emosi kita. Bahkan,
orang yang hendak menawarkan bantuan atau memberi pertolongan pun kita
bentak, mungkin dengan mengatakan, "Apa urusanmu? Pergi sana!".
Yang kedua, sebaliknya: ketika dengan niat baik, kita hendak menawarkan
bantuan, memberi masukan atau pertologan pada orang lain, tetapi kita
justru malah menjadi sasaran emosi dan kemarahan. Mungkin bentakan yang
hampir sama juga kita terima: "Apa urusanmu dengan aku?" Bahkan,
bisa jadi mereka pun kemudian membenci atau memusuhi kita secara
berkepanjangan. Kedua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi dalam
kehidupan bersama kita. Dalam situasi seperti itu, tidak ada lain: roh
jahatlah yang sedang bermain, berperan, bahkan berkuasa. Oleh karena
itu, kalau kita berada pada pihak yang sedang marah, emosi dan dikuasai
roh jahat, kita harus segera menyadarinya, lalu memohon kekuatan kepada
Tuhan untuk mengenyahkannya. Kalau kita berhadapan dengan orang yang
sedang marah, emosi dan dikuasai roh jahat, kita harus tetap tenang
seperti yang diteladankan oleh Yesus, tidak perlu ikut marah dan emosi.
Diam atau tidak menanggapi kadang menjadi sarana yang baik untuk meredam
emosi dan amarah, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.
Doa: Tuhan, semoga dalam nama-Mu kami senantiasa mampu mengenyahkan roh
jahat yang senantiasa hendak menguasai kami dan menimbulkan perpecahan
serta pemusuhan di antara kami. Amin. -agawpr-