Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
Kel. 33:7-11; 34:5b-9,28; Mzm. 103:6-7,8-9,10-11,12-13; Mat. 13:36-43.
Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (Mat 13,36)
Di
dunia ini, kebaikan dan kejahatan, roh baik dan roh jahat, orang baik
dan orang jahat, dibiarkan hidup bersama. Bahkan dalam diri kita pun
demikian: kita mempunyai sekian baik hal baik tetapi juga ada sekian
banyak hal yang tidak baik. Hati, pikiran, mata, telinga, mulut, tangan,
dll, banyak kita gunakan untuk melakukan kebaikan tetapi ada banyak
pula hal-hal yang tidak baik, bahkan kejahatan yang pernah kita lakukan
dengan organ-organ tubuh kita tesebut. Pembiaran itu tentunya mempunyai
maksud yang positif. Seperti dikatakan Yesus, hal itu dimaksudkan agar
kebaikan dan orang baik tidak ikut binasa ketika kita hendak membinakan
kejahatan. Manfaat yang lain adalah agar kita mempunyai kesungguhan
dalam berjuang untuk memelihara dan menumbuh-kembangkan yang baik
sembari menghindari atau meminimalisir yang jahat, baik dalam diri kita
sendiri maupun di sekitar kita. Kalau yang jahat itu tampak jelas
sebagai sesuatu yang tidak baik, kita tidak terlalu sulit untuk
membedakan dengan yang baik kendati tetap tidak selalu mudah untuk
menghindarinya. Kesulitan akan menjadi lebih ketika yang jahat itu
menyamar seolah-olah baik, misalnya dengan menggunakan kata-kata suci,
menyebut nama Tuhan, dll. Dan memang, salah satu trik roh jahat dalm
menjebak dan menjatuhkan kita adalah dengan menyamar menjadi "roh baik"
sehingga kita sulit membedakan seperti halnya sulit membedakan antara
ilalang dan gandum. Berhadapan dengan hal ini, satu-satunya kekuatan dan
andalan kita hanyalah Tuhan.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk
"hidup bersama" dengan si jahat tanpa harus terpengaruh dan kendati pun
terhimpit kami tetap menjadi orang baik dan berkembang dalam kebaikan,
syukur bisa membantunya untuk berubah menjadi baik. Amin. -agawpr-
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia