Hari Minggu Biasa XV
Am. 7:12-15; Mzm. 85:9ab,10,11-12,13-14; Ef. 1:3-14 (Ef. 1:3-10); Mrk. 6:7-13
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. (Mrk 6,7)
Seorang
pelayan atau pekerja single fighter, kadang memang bisa bekerja lebih
efektif dan menghasilkan karya-karya besar. Namun, dalam mengutus para
murid, Yesus menekankan pentingnya kebersamaan. Yesus sendiri, kendati
hanya seorang diri diutus oleh Allah, Ia memanggil para murid dan
membentuk komunitas bersama mereka. Ketika mengutus para murid, mereka
pun diutus tidak sendiri-sendiri tetapi berdua-dua. Prinsip pengutusan
para pekerja berdua-dua itu sangat penting dalam pekerjaan Tuhan, karena
dengan demikian tersedialah iman dan hikmat dua kali lipat untuk
masing-masing pekerja. Selain itu, adanya kawan seperjalanan akan
menambah keberanian dalam menghadapi risiko, menambah kemampuan untuk
berdiskresi, saling mengoreksi, dll. Dalam penghayatan hidup
berkeluarga, hal ini amat jelas: suami dan istri atau bapak dan ibu
adalah dua orang yang dipanggil dan diutus Tuhan untuk membangun
keluarga. Sebagai imam, saya pun merasakan pentingnya kebersamaan dengan
sesama imam. "Yen ora kumpul, gampang ucul" (Kalau tidak ngumpul, mudah
lepas, alias keluar). Kebersamaan dengan teman-teman imam merupakan
sarana yang efektif untuk saling bercerita, saling memberi correctio
fraterna, juga saling memberi dan menerima sakramen tobat dan dengan
demikian saling meneguhkan dalam panggilan dan tugas perutusan.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu menghayati tugas dan perutusan kami dalam kebersamaan dengan orang-orang lain yang Kautus untuk hidup dan bekerjasama dengan kami. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu menghayati tugas dan perutusan kami dalam kebersamaan dengan orang-orang lain yang Kautus untuk hidup dan bekerjasama dengan kami. Amin. -agawpr-