| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 08 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIV

Rabu, 08 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV

Dalam dunia yang dilanda dengan individualisme seperti ini, adalah sangat mendasar untuk menemukan kembali pentingnya menegur secara persaudaraan, agar supaya kita, bersama-sama dapat menempuh jalan menuju ke kesucian. (Paus Benediktus XVI, Pesan Prapaskah 2012)

Antifon Pembuka (Mzm 33:18-19)

Pandangan Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Doa Pagi


Allah Bapa Raja Damai, semua yang haus akan keadilan dan kedamaian Kausinari cahaya pengharapan dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih. Perkenankanlah pula kami menjadi saksi warta sukacita itu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (41:55-57; 42:5-7a.17-24a)
  
 
"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."
   
Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun. Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir, “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.” Kelaparan itu melanda seluruh bumi. Maka Yusuf membuka semua lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi. Di antara orang yang datang membeli gandum itu terdapatlah pula anak-anak Israel, sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan. Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap, dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka. Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing bagi mereka. Dan dimasukkannyalah mereka semua ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka, “Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup, sebab aku takut akan Allah. Jika kalian orang jujur, biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung dalam rumah tahanan, tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum untuk meredakan kelaparan seisi rumah. Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar. Kalau begitu kalian tidak akan mati.” Demikianlah diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain, “Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita Yusuf! Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya ketika ia memohon belas kasih kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya! Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa diri kita.” Lalu Ruben menjawab mereka, “Bukankah dahulu kukatakan kepadamu, ‘Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!’ Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.” Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai juru bicara. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga kasih setia-Mu menyertai kami, ya Tuhan, sebab kami berharap kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 33:2-3.10-11.18-19)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai!
2. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Markus 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
  
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel!"
    
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, “Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan wartakanlah, ‘Kerajaan Surga sudah dekat’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Harta benda dalam hidup manusia kadang mempunyai fungsi ganda. Dengan harta, orang bisa melakukan kebaikan, tanpa harus mengais keuntungan di baliknya. Namun, harta benda kerap kali juga menjerat dan mengikat orang. Demi harta dan karena harta orang bisa mencederai hidup orang lain. Kisah Yusuf dari bacaan pertama cukup jelas melukiskan hal ini.

Yusuf menggunakan kepercayaan yang diberikan oleh Firaun kepadanya untuk berbuat baik; kepada rakyat Mesir yang menderita kelaparan dan kepada saudara-saudaranya yang juga datang kepadanya. Bisa saja kesempatan itu dipakainya untuk membalas dendam kepada saudara-saudaranya yang telah menjualnya, tetapi Yusuf tidak melakukannya. Ia malah berbelas kasih kepada mereka. Ia menggunakan harta untuk berbuat baik kepada saudara-saudaranya sendiri, yang dahulu membuangnya. Orang Mesir dan saudara Yusuf selamat dari situasi kelaparan karena tindakan Yusuf.
  
Dunia hunian kita sekarang ini tampaknya membutuhkan pribadi-pribadi yang mempunyai spirit seperti Yusuf. Suhu perpolitikan di tanah air, ketidakadilan di bidang ekonomi, sarana dan prasarana, membuat hidup banyak saudara tersandra oleh kemiskinan. Yang menarik, gerakan dan gebrakan yang berusaha untuk membantu yang kecil dan miskin justru menjadi proyek untuk memperkaya diri. Kalau harta dan duit habis, habis pula proyek dan aksi. Sebagai pengikut Kristus hendaknya kita memilih menjadikan harta benda sebagai sarana untuk bersaksi tentang Kerajaan Allah yang diperuntukkan bagi semua orang. Jangan menyimpang ke hal-hal lain yang sifatnya hanya demi keuntungan dan kenikmatan pribadi. Karena untuk itulah kita dipanggil dan diutus.

Tuhan, ajarilah aku untuk memahami bahwa hidupku terlampau berharga untuk digadaikan dengan materi apa saja. Semoga aku menghargai hidup itu di atas segala-galanya. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 10:1)

Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, dan memberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, dan melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy